Hari Selasa, 26 April 2016 merupakan hari yang sangat special bagi mahasiswa Matematika UNJ. Di karenakan pada hari tersebut diadakan acara yang sangat di tunggu-tunggu oleh mahasiswa yaitu “Dialog Keluarga Besar Matematika 2016”. Kami sebenarnya membuka presensi pada pukul 13.00 namun peserta sudah banyak yang berdatangan pada pukul 12.20, sehingga kami membuka presensi lebih awal dari perencanaan. Pada saat presensi perserta di berikan snack dan souvenir untuk 100 peserta pertama.
Pertama kali, acara di buka pada pukul 13.21 oleh Muhammad Irfany Ananda selaku MC dan mengenalkan jargon DKBM 2016. Jargonnya bila MC mengatakan “Dialog Keluarga Besar Matematika 2016” maka para peserta menjawab “ Berdialog kita, bersilahturahmi”. Lalu, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran surat Al Mujadilah ayat 9-11 oleh Ronaldo Ahmad Sidik. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya pada pukul 13.29 oleh semua peserta dan panitia, MC mengarahkan peserta dan panitia untuk berdiri. Setelah itu, pada pukul 13.32 dilanjutkan dengan sambutan dari M. Abdur Rozak selaku ketua pelaksana DKBM 2016. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari M. Yan Handoko selaku ketua BEM Matematika 2016.
Ketika acara berlangsung, panitia membuka sekat yang membagi dua Aula UPT Perpustakaan. Hal ini dilakukan karena banyaknya peserta tidak sebanding dengan kursi yang disediakan. Oleh karena itu, panitia menyediakan kursi tambahan untuk peserta.
Pada pukul 13.39 perwakilan dosen pun juga ikut memberi sambutan, yang diwakili oleh Dra. Lukita Ambarwati, M.Si., selaku Kaprodi Matematika. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa selain lulus cumlaude, ada skill lainnya yang harus di miliki oleh mahasiswa untuk terjun di dalam masyarakat. Diantaranya adalah attitude yang harus di miliki oleh tiap mahasiswa.
Setelah bu Lukita selesai menyampaikan sambutannya, pada pukul 13.46 MC membacakan CV moderator. Lalu, MC memanggil M. Nuriman Baihaqi selaku moderator.
Agenda pertama yang dipandu oleh moderator adalah pemutaran video testimoni berdasarkan angket yang telah disebar oleh panitia pada pukul 13.50. Lalu, dilanjutkan dengan pemaparan hasil angket.
Pertanyaan pertama yang ada di dalam angket adalah “Apa alasan anda ingin lulus cumlaude?”. Berdasarkan jawaban dari mahasiswa adalah agar dapat meringankan biaya, agar mudah mendapat pekerjaan, untuk bangsa. Setelah melihat jawaban dari mahasiswa tersebut, moderator meminta dosen menanggapi hal tersebut. Pak Mulyono selaku KaProdi Sistem Komputer menanggapi bahwa lulus cumlaude bukan merupakan hal yang wajib a’in (harus dilaksanakan) karena ada skill lain yang harus di terapkan dalam masyarakat. Selanjutnya Bu Vera juga ikut menanggapi. Pertama beliau memberikan informasi tentang adanya perubahan identitas “cumlaude” menjadi “sangat terpuji” yang merupakan kebijakan baru dari universitas. Untuk masalah penting atau tidaknya lulus cumlaude beliau memberikan sebuah cerita dimana ada seseorang yang lulus dengan predikat cumlaude yang berkuliah di bidang eksakta dari sebuah perguruan tinggi. Lalu ia melamar pekerjaan di sebuah perusahaan besar. Namun ternyata, beliau di tolak oleh perusahaan tersebut. Perusahaan itu beranggapan bahwa mereka yang lulus dengan predikat cumlaude tidak dapat bekerja di dalam tim.
“Untuk itu sekarang setelah anda lulus, tidak hanya ijazah saja yang anda dapatkan tapi juga SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah). Dalam SKPI ini akan terdapat segala macam kegiatan selama kita berkuliah. Jadi, selain IQ, EQ juga merupakan ilmu yang paling utama. Dan pendidikan karakter juga merupakan hal yang utama untuk mahasiswa” Kata bu Vera.
Selajutnya di berikan pemaparan alasan dosen mengenai “lulus cumlaude penting”. Pentingnya lulus cumlaude bagi para dosen ialah mahasiswa merupakan aset bangsa, penting untuk akreditasi jurusan.
Lalu moderator memberikan kesempatan mahasiswa untuk menanggapi hal tersebut. Mahasiswa pertama yang menanggapi hal tersebut adalah Prasetyo H. dari pendidikan matematika 2013 yang menyatakan bahwa “saya setuju bahwa IP cumlaude agar mudah mendapat kerja. Tapi saya kurang setuju jika cumlaude dapat memudahkan mahasiswa untuk bersaing di dunia kerja, karena di butuhkan softskill untuk bersaing di dunia kerja.”
Berlanjut ke pertanyaan selanjutnya, “Apakah sistem penilaian yang sekarang diterapkan memengaruhi anda untuk lulus cumlaude?”
Setengah dari mahasiswa beranggapan bahwa hal ini berpengaruh. Lalu Pak Makmuri selaku ex-ketua Jurusan Matematika menanggapi dengan bercerita mengenai kondisi mahasiswa di kelasnya. beliau menyatakan bahwa ada mata kuliah yang dapat di lewati dengan baik oleh mahasiswa, tapi ada juga yang tidak. Dan beberapa mahasiswa beranggapan bahwa nilai bergantung dari siapa dosennya. Dan sistem penilaian juga berpengaruh. Tapi cumlaude tidak hanya soal nilai, tapi juga masa studi mahasiswa tersebut.
Lalu mahasiswa menanggapi hal tersebut. Yang pertama dari Akram, Metematika 2015. Menurutnya, ia lebih setuju dengan sistem penilaian sekarang karena membuatnya lebih termotivasi untuk mendapat nilai tinggi. Ia juga menanggapi pernyataan dari Bu Vera sebelumnya karena ia kurang setuju dengan pernyataan bahwa lulus cumlaude itu tidak penting. Karena pada kenyataannya di dunia kerja, orang yang memiliki nilai lebih tinggi akan akan memiliki peluang yang lebih besar di bandingkan yang tidak.
Lalu Bu Vera menanggapi, “ini mengenai status “cumlaude”, nilai IPK tinggi penting namun tidak dengan lulus cumlaude”.
Pertanyaan selanjutnya, “menurut anda, apakah fasilitas kampus sudah menunjang perkuliahan?”
Sebagian besar dosen dan mahasiswa beranggapan sudah cukup menunjang. Namun, dari mahasiswa ingin ditingkatkan lagi fasilitas wifi agar bisa lebih mudah di gunakan.
Lalu, “apakah semester pendek mempengaruhi mahasiswa untuk bisa lulus cumlaude?”
Dari mahasiswa : ya, karena bisa membantu untuk memperbaiki nilai.
Dari dosen : semester pendek hanya berlansung selama 2 bulan sedangkan semester biasanya berlangsung selama 4 bulan. Jadi semester pendek di rasa kurang efektif disbanding semester pada biasanya.
Lalu di dalam angket, mahasiswa di tanya mengenai definisi cumlaude. mereka menjawab, 1)mahasiswa yang lulus dengan IP minimal 3,5 dan lulus tepat waktu. 2) Mahasiswa yang lulus minimal 3,5 tahun. 3) Mahasiswa yang lulus tepat waktu. 4) mahasiswa yang lulus 3,5 tahun.
Selanjutnya moderator memaparkan tentang indeks prestasi akhir (IPA) dan predikat kelulusan. Namun, dosen menjelaskan bahwa ada kebijakkan baru dimana IPA hanya berdasarkan jalur skripsi.
Setelah pemaparan hasil angket selesai. Moderator melanjutkannya dengan sesi tanya jawab.
Pertanyaan pertama diajukan oleh Prasetyo H. dari pendidikan matematika 2013, “Menurut informasi yang saya dapatkan untuk indeks prestasi akhir, nilai ujian skripsi di setarakan dengan nilai mata kuliah lainnya, apakah benar?”. Dijawab oleh bu Lukita, “ Ya, informasi tersebut benar, nilai skripsi sama dengan nilai mata kuliah lainnya”
Pertanyaan kedua di ajukan oleh Akram dari Matematika 2015, “Menurut bapak dan ibu, apakah prioritas utama untuk menghadapi dunia kerja? Apakah lulus dengan predikat cumlaude, pengalaman berorganisasi, atau sikap?”. Pak Anton menjawab, “Kita tadi sepakat bahwa nilainya harus baik, setinggi-tingginya yang bias kita capai. Yang pertama cumlaude 4 tahun itu memang relative karena dengan lulus 4 tahun tentu saja anda dapat mengurangi beban orang tua, anda memberikan kesempatan pada mahasiswa lain. Karena bila tidak lulus cepat, maka makin banyak mahasiswa di prodi dan menghambat yang baru sebetulnya. Karena dilihat anda itu dibantu oleh pemerintah biaya sekolahnya. Ingat itu, walau anda membayar namun sebagian lagi adalah bantuan dari pemerintah. Artinya anda menggunakan uangnya tuang cabe, uangnya petani, uangnya nelayan. Artinya lulus dengan tepat waktu, sebetulnya anda membantu banyak orang bukan hanya sekedar anda sendiri. Yang kedua, prioritasnya setelah itu adalah sikap. Sikap dapat dibangun di organisasi, jika kalian melamar kerja betul lamaran anda akan dilihat, lalu aka nada test, umumnya kalau kantor yang biak testnya berupa test potensi kerja. Nah dari situlah pribadi dan kreatifitas anda dinilai, bersosialisasi anda dinilai lewat wawancara dan sebagainya. Jadi intinya yang kesua adalah anda harus menguasai kepribadian yang baik, pribadi yang bisa bekerjasama dan itu dibantu dengan berorganisasi. Jadi intinya berorganisasi dapat membantu mengembangkan kepribadiaan anda disamping anda memiliki kepribadian sendiri. Jangan seperti joke yang sering didengar, ini dosen berbicara dengan dosen lainnya,” Dosen-dosen gausah takut pada mahasiswa yang sudah lulus cumlaude, gausah takut bersaing karena mereka akan menjadi teman karena biasanya dosen itu lulus cumlaude. Tetapi berhati-hati dengan mahasiswa dengan nilai yang pas-pasan karena mereka akan menjadi pengusaha,takutlah pada mahasiswa dengan nilai jelek karena bisa mereka menjadi anggota DPR.”
Pertanyaan ketiga dari Mardian Chandra, pendidikan matematika 2014, “teman-teman disini banyak yang ingin lulus cumlaude,namun setelah mendengar cerita bu Vera, beberapa ada yang mengurungkan niatnya. Menurut ibu, apa solusinya untuk teman-teman yang ingin lulus cumlaude?” dijawab oleh pak Makmuri,” seharusnya mahasiswa tidak berpengaruh dengan cerita tersebut. Cumlaude Alhamdulillah, tidak cumlaude tidak apa-apa. Orang yang lulus cumlaude begitu masuk ke dunia kerja langsung di terimah oleh dunia kerja. Lalu mahasiswa yang lemot-lemot yang lama-lam lulus nya, dia tak diserapi di dunia kerja. Akhirnya buka usaha ini itu, setelah berusaha buka usaha dia berhasil, yang tadi lulus cumlaude itu menjadi pegawainya. Ini bisa terjadi mahasiswa yang lulus cumlaude menjadi pegawai mahasiwa yang tidak lulus cumlaude “. Dilanjutkan dijawab oleh bu Vera, “Suatu saat mahasiswa yang cumlaude akan menjadi partner kerja para dosen, namun hanya segelintir saja ”
Pertanyaan terakhir yang telah di siapkan oleh panitia : “ Saat semester awal perkuliahan mahasiswa diberikan paket mata kuliah sebanyak 22 sks, namun setelah di semester selanjutnya (semester 2) mahasiswa harus memilih mata kuliah berdasarkan indeks prestasi yang didapat pada semester awal tersebut, bagaimana bila indeks prestasi saat semester awal itu minim, apakah masih ada kesempatan untuk mahasiswa lulus cumlaude?”. Bu Suprakarti menjawab, “ Cumlaude memiliki makna pujian dan menurut aturan minimal IPK 3,51. Menurut saya, tanda-tanda cumlaude sudah dapat dilihat dari semester 1. Dan faktor utama yang menjadikan seseorang cumlaude adalah faktor internal dalam dirinya sendiri.”
Sebelum menutup sesi dialog, moderator memberikan kesimpulan dari dialog tersebut.
Sesi dialog ditutup pada pukul 15.08, lalu moderator menyerahkan acara kembali kepada MC.
Selanjutnya adalah sesi hiburan pada pukul 15.09 yang di bawakan oleh Faik Setiadi dari pendidikan kimia untuk membawakan stand up comedy. Setelah itu pemberian kenang-kenangan dari panitia untuk keluarga Matematika memalui perwakilan dosen yaitu pak Mulyono oleh ketua pelaksana DKMB 2016. Lalu, pada pukul 15.25 pembagian doorprize oleh ketua pelaksana DKBM 2016. Dari pihak dosen yang mendapatkan doorprize ialah pak Sudarwanto sedangkan dari mahasiswa yang mendapatkan doorprize adalah Akram dari Matematika 2015, Mardian Chandra dari pendidikan matematika 2014, dan Prasetyo H. dari pendidikan matematika 2013 yang di wakilkan oleh Wahib dari pendidikan matematika 2014.
Kemudian acara ditutup dengan pembacaan doa penutup yang di pimpin oleh Ahmad Saiful Haq. Terakhir ada sesi foto bersama dengan para dosen, panitia, dan mahasiswa.