Sebuah Visi dari Sebuah Mimpi
Kepemimpinan
merupakan sesuatu yang pasti ada dalam kehidupan. Tanpa adanya kepemimpinan,
segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Tanpa adanya
kepemimpinan, akan terjadi berbagai gesekan yang bisa berakibat fatal bagi
kehidupan di dunia. Dari dahulu sampai sekarang, sejarah selalu dipenuhi oleh
cerita kepemimpinan.
Terukir
dalam kamus kehidupan, kepemimpinan merupakan suatu sistem dimana melibatkan
seorang subjek yang akan melaksanakan dan bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dilaksanakannya. Objek tersebut disebut sebagai seorang pemimpin. Namun,
pada kesempatan ini saya akan menyebutnya sebagai sang ‘penuntas mimpi’.
Bertolak
dari sebuah keingintahuan, kini ada tiga hal yang mampu saya temukan sebagai
ciri kepemimpinan sejati. Pertama, berperan sebagai pelayan umat, dimana setiap kepemimpinan harus mampu memberikan
manfaat dan solusi bagi setiap masalah yang ada. Suatu kepemimpinan sejati akan
menghasilkan sebuah sikap yang bersifat solutif. Sebuah sikap yang tidak hanya
mementingkan suatu golongan, tapi juga mampu memberikan kebermanfaatan terhadap
semua lapisan tanpa melihat suku, agama, maupun ras antar golongan.
Kedua,
memiliki manajemen waktu yang baik,
hal ini sangat penting untuk diperhatikan lebih lanjut. Mengingat sebuah
kalimat ‘time is money’, kalimat ini
membuat saya sadar bahwa banyak orang besar maupun negara besar yang maju
dikarenakan kemampuan mereka dalam hal manajemen waktu. Pada kenyataannya, hari
ini masih banyak orang yang belum mampu me-manage
waktu maupun dirinya sendiri secara baik. Hingga akhirnya, merekalah yang
tenggelam akan peraturan waktu yang tidak akan pernah berulang. Bahkan tanpa
disangka, waktu tersebut dapat berbalik menjadi pedang yang akan menghentikan
kehidupan mereka sendiri. Oleh sebab itu, penting rasanya suatu kepemimpinan
memiliki manajemen waktu yang baik sebagai tolak ukur sejauh mana
keprofesionalan suatu kepemimpinan tersebut.
Ketiga,
berlandaskan akhlak dan moral yang mulia,
kita sebagai umat manusia memiliki tugas sebagai khalifah di muka bumi. Setiap
manusia, memiliki hak maupun kewajibannya dalam setiap lini kehidupan. Namun,
tidak semua penuntasan hak dan kewajiban mampu dijadikan sebuah contoh dalam
kehidupan. Menjadi suatu kepemipinan yang sejati, maka kita harus pula kembali
terhadap sesuatu yang pasti. Satu hal yang pasti dalam dunia dan kehidupan ini,
hanyalah Tuhan yang harus menjadi tujuan akhir atas segala sesuatu. Oleh sebab
itu, rasanya sangat penting bagi kita ketika ingin membangun suatu kepemimpinan
yang sejati harus ada kecintaan kepada Tuhan agar mampu menimbulkan akhlak dan
moral yang mulia. Akhlak dan moral yang mulia berarti sangat besar ketika kita
mau mengukur sejauh mana kepemimpinan tersebut dilihat di mata dunia.
Selanjutnya, ketika pena ini telah mampu
menjabarkan suatu arti kepemimpinan sejati, maka kini saatnya penulis ulung
mengukir sosok penuntas mimpi yang diidamkan oleh para pengamat. Pada dasarnya
seorang penuntas mimpi bergerak dikarenakan kesadaran diri. Suatu sikap `dimana ia mampu melihat dan bertindak
berdasarkan hati nurani. Tak perlu teguran yang berarti, namun penuntas mimpi
mampu mengartikan dirinya sebagai pionir kebaikan dimanapun dan kapanpun ia
berada.
Seorang penuntas mimpi bergerak berdasarkan keyakinan yang terpahat kuat sebagai
sebuah jati diri. Keyakinan yang selalu menguatkan ketika ia jatuh dan mampu
berdiri kembali tanpa ada rasa ragu di hati. Sebuah keyakinan yang akan membawa
seorang penuntas mimpi berani untuk memiliki cita-cita besar sebagai tujuan akhir. Cita-cita yang tidak hanya berpengaruh
terhadap diri sendiri, tapi juga mampu berpengaruh dalam berbagai lapisan
kehidupan duniawi.
Pada akhirnya, tidak semua orang mampu hadir
sebagai sosok sang penuntas mimpi. Hanya sosok yang memiliki sikap kepahlawanan yang mampu menjadi
orang-orang pilihan. Mereka bukanlah orang-orang besar yang memiliki jabatan
ataupun harta yang berlimpah. Mereka hanyalah orang-orang kecil yang hadir
dengan kerja-kerja besar dan mampu memberikan pengaruh besar dalam kebaikan
untuk banyak orang.
“Setiap orang tidak dinilai dari
seberapa besar jabatannya, namun setiap orang akan bernilai besar atas apa yang
ia lakukan dalam hidupnya”