Cari Blog Ini

Badan Eksekutif Mahasiswa Matematika Universitas Negeri Jakarta

Jumat, 31 Mei 2013

Artikel Penugasan Panitia MPA Matematika UNJ 2013



Sebuah Visi dari Sebuah Mimpi
Kepemimpinan merupakan sesuatu yang pasti ada dalam kehidupan. Tanpa adanya kepemimpinan, segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Tanpa adanya kepemimpinan, akan terjadi berbagai gesekan yang bisa berakibat fatal bagi kehidupan di dunia. Dari dahulu sampai sekarang, sejarah selalu dipenuhi oleh cerita kepemimpinan.
Terukir dalam kamus kehidupan, kepemimpinan merupakan suatu sistem dimana melibatkan seorang subjek yang akan melaksanakan dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilaksanakannya. Objek tersebut disebut sebagai seorang pemimpin. Namun, pada kesempatan ini saya akan menyebutnya sebagai sang ‘penuntas mimpi’.
Bertolak dari sebuah keingintahuan, kini ada tiga hal yang mampu saya temukan sebagai ciri kepemimpinan sejati. Pertama, berperan sebagai pelayan umat, dimana setiap kepemimpinan harus mampu memberikan manfaat dan solusi bagi setiap masalah yang ada. Suatu kepemimpinan sejati akan menghasilkan sebuah sikap yang bersifat solutif. Sebuah sikap yang tidak hanya mementingkan suatu golongan, tapi juga mampu memberikan kebermanfaatan terhadap semua lapisan tanpa melihat suku, agama, maupun ras antar golongan.
Kedua, memiliki manajemen waktu yang baik, hal ini sangat penting untuk diperhatikan lebih lanjut. Mengingat sebuah kalimat ‘time is money’, kalimat ini membuat saya sadar bahwa banyak orang besar maupun negara besar yang maju dikarenakan kemampuan mereka dalam hal manajemen waktu. Pada kenyataannya, hari ini masih banyak orang yang belum mampu me-manage waktu maupun dirinya sendiri secara baik. Hingga akhirnya, merekalah yang tenggelam akan peraturan waktu yang tidak akan pernah berulang. Bahkan tanpa disangka, waktu tersebut dapat berbalik menjadi pedang yang akan menghentikan kehidupan mereka sendiri. Oleh sebab itu, penting rasanya suatu kepemimpinan memiliki manajemen waktu yang baik sebagai tolak ukur sejauh mana keprofesionalan suatu kepemimpinan tersebut.
Ketiga, berlandaskan akhlak dan moral yang mulia, kita sebagai umat manusia memiliki tugas sebagai khalifah di muka bumi. Setiap manusia, memiliki hak maupun kewajibannya dalam setiap lini kehidupan. Namun, tidak semua penuntasan hak dan kewajiban mampu dijadikan sebuah contoh dalam kehidupan. Menjadi suatu kepemipinan yang sejati, maka kita harus pula kembali terhadap sesuatu yang pasti. Satu hal yang pasti dalam dunia dan kehidupan ini, hanyalah Tuhan yang harus menjadi tujuan akhir atas segala sesuatu. Oleh sebab itu, rasanya sangat penting bagi kita ketika ingin membangun suatu kepemimpinan yang sejati harus ada kecintaan kepada Tuhan agar mampu menimbulkan akhlak dan moral yang mulia. Akhlak dan moral yang mulia berarti sangat besar ketika kita mau mengukur sejauh mana kepemimpinan tersebut dilihat di mata dunia.
Selanjutnya, ketika pena ini telah mampu menjabarkan suatu arti kepemimpinan sejati, maka kini saatnya penulis ulung mengukir sosok penuntas mimpi yang diidamkan oleh para pengamat. Pada dasarnya seorang penuntas mimpi bergerak dikarenakan kesadaran diri. Suatu sikap `dimana ia mampu melihat dan bertindak berdasarkan hati nurani. Tak perlu teguran yang berarti, namun penuntas mimpi mampu mengartikan dirinya sebagai pionir kebaikan dimanapun dan kapanpun ia berada.
Seorang penuntas mimpi bergerak berdasarkan keyakinan yang terpahat kuat sebagai sebuah jati diri. Keyakinan yang selalu menguatkan ketika ia jatuh dan mampu berdiri kembali tanpa ada rasa ragu di hati. Sebuah keyakinan yang akan membawa seorang penuntas mimpi berani untuk memiliki cita-cita besar sebagai tujuan akhir. Cita-cita yang tidak hanya berpengaruh terhadap diri sendiri, tapi juga mampu berpengaruh dalam berbagai lapisan kehidupan duniawi.
Pada akhirnya, tidak semua orang mampu hadir sebagai sosok sang penuntas mimpi. Hanya sosok yang memiliki sikap kepahlawanan yang mampu menjadi orang-orang pilihan. Mereka bukanlah orang-orang besar yang memiliki jabatan ataupun harta yang berlimpah. Mereka hanyalah orang-orang kecil yang hadir dengan kerja-kerja besar dan mampu memberikan pengaruh besar dalam kebaikan untuk banyak orang.
“Setiap orang tidak dinilai dari seberapa besar jabatannya, namun setiap orang akan bernilai besar atas apa yang ia lakukan dalam hidupnya”

2 komentar:

  1. Assalamualaikum kak, ini visi misi mpaj matematika kan? makasi kak

    BalasHapus
  2. oh iya aku aisah dari pend. matematika kak :D salam kenal ya kak :)

    BalasHapus

komentar