Cari Blog Ini

Badan Eksekutif Mahasiswa Matematika Universitas Negeri Jakarta

BEM MATEMATIKA UNJ 2016-2017

Inilah kami, Pejuang-Pejuang BEM MATEMATIKA UNJ 2016-2017....

PROFIL BEM MATEMATIKA 2016-2017

BEM Matematika adalah organsasi mahasiswa di....

[HOT] Anjangsana 2016

Mau tau keseruan Matematika UNJ Goes to Semarang? Tengok yuk....

Sabtu, 23 Mei 2015

Field Report Kajian Kelas Pendidikan Matematika Bilingual 2014

"Ilmu Yang Utama, Organisasi Ya, Orang Tua Bangga"

IMG-20150823-WA0005

Bismillah…

Jakarta- (21/05/2015), di ruang 7.05 lantai 7 gedung Dewi Sartika. Departemen rohis bekerjasama dengan kelas  PMB 2014 untuk mengadakan kajian kelas. Kajian kelas dimulai pukul 08.35 dengan dihadiri 27 peserta.

Acara dipandu oleh MC (Andri Kosiret). Acara dibuka dengan membaca ta’awudz , basmallah, dan shalawat Nabi kemudian dilanjutkan tilawah yang dibacakan oleh M. Naufal Riyanto.  Setelah itu dilanjutkan materi oleh kak Rahmat Satria Bahari yang dimoderatori oleh M. Abdurrahim.

Kak Rahmat mengatakan bahwa matematika itu adalah ilmu dengan cabang sendiri (pelayan ilmu lainnya), namun yang menjadi permasalahnnya adalah matematika bekerja menggunakan otak kiri yang berarti ilmu matematika itu disimpan dengan memori jangka pendek (cepat hilang dan lupa jika tidak diulang-ulang).

Permasalahan yang lainnya yaitu

          1          Kita tidak mencintai ilmu tersebut

          2          Kita tidak mendalami ilmu tersebut

Faktanya

Di Indonesia kita mempelajari buku yang tebal seperti buku calculus hanya dengan ebberapa semester , namun kalau di luar negeri , mereka mengkaji buku itu sampai 2 tahun.

Bukti kalau kita mendalami ilmu itu adalah jika dtanya dan dihadapkan dengan soal- soal maka kita mampu mengerjakannya.

So.. jangan hanya belajar apa yang diperintahkan dosen, karena ilmu itu tersebar luas bukan hanya dari dosen saja.

Kemampuan logika juga sangat mendukung dalam dunia pekerjaan dan berpengaruh dengan organisasi. Kita harus mampu berorganisasi karena dengan berorganisasi  kita mampu berkomunikaso dengan sekitar. Selain itu  kemmapuan komunikasi inilah yang berpengaruh pada dunia kerja kita nanti. Organisasi juga merupakan ajang kita untuk belajar. Banyak pengalaman yang dapat diambil dari organisasi yang bisa menjadi bekal di dunia kerja nanti.

Selain ilmu dan organisasi yang memberi pengaruh pada kehidupan kita, ada restu orang tua dibalik kesuksesan itu. Maka antara ilmu, organisasi dan orang tua adalah hal yang saling berpengaruh untuk kesuksesan kita nanti.

Itulah materi yang disampaikan oleh kak Rahmat.

Setelah itu dilanjutkan dengan sesi Tanya jawab. Karena keterbatasan waktu maka pertanyaaan dibatasi oleh 1 orang penanya.Pertanyaan dilontarkan oleh Siti Nurcholifah. Dia bertanya apakah organisasi dan akademik dapat berjalan beriringan ?

Kak Rahmat mengatakan bahwa itu semua dapat saja terjadi. Ada buktinya yaitu dosen-dosen kita. Dan usaha yang dilakukan harus sungguh- sungguh. Diakhir, kak Rahmat juga menyatakan bahwa IPK bagus itu merupakan efek samping dari kita mencintai ilmu.

Ketika ilmu sudah didapatkan untuk menunjang akademik , maka disitu juga organisasi berperan untuk me manage semuanya. Karena sejatinya kemampuan softskill lebih menunjang kesuksesan kedepannya terutama di dunia kerja.

Setelah itu MC menutup acara kajian kelas dengan membaca hamdalah dan do’a penutup. Di akhir sesi para peserta dan panitia foto bersama..

See you next Kajian Kelas :)

#BEMJ Matematika

Read more >>

Rabu, 06 Mei 2015

Field Report Program Pengetahuan Keilmiahan 2015

“Seminar Program Kreativitas Mahasiswa”

1

Program Pengetahuan Keilmiahan atau disebut juga PPKi yang diadakan pada hari Senin tanggal 4 Mei 2015 mengambil tema “Meningkatkan Keilmiahan dalam Matematika”. Acara yang dihadiri oleh 51 mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNJ tersebut diadakan di ruang 5.10 gedung Dewi Sartika pada pukul 16.27 WIB dan berfokus untuk membahas Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Acara dibuka oleh Eko Nurachman Hakim selaku MC dengan ucapan basmalah dan dilanjutkan dengan lantunan kitab suci Al-Quran yang dibawaan oleh Mardian Chandra. Pada pukul 16.30 sambutan dari ketua BEMJ Matematika, Mohammad Hafidz, menjadi rangkaian acara selanjutnya. Beliau menyampaikan bahwa PPKi itu merupakan kegiatan yang bermanfaat walaupun banyak dari kita yang masih belum mengetahui kepanjangan dari PPKi tersebut, dan sebagai penutup dari sambutan beliau berharap semoga kegiatan ini menginspirasi banyak orang.

23

Untuk memasuki acara inti, MC membacakan CV dari moderator, Devi Permata Insani. Kemudian moderator membacakan CV dari pembicara PPKi, Evi Syahida. Pembacaan CV pembicara tersebut mengawali acara inti PPKi.

Sebelum menyampaikan materi, pada pukul 16.38 Evi Syahida yang biasa disapa Ka Visya mengajak semua peserta untuk menyamakan suhu dengan bertanya ‘Apakah tujuan mereka datang ke acara PPKi ini?’. Karena tidak ada yang berani untuk mengatakan alasannya Ka Visya menunjuk Fakhrun Nisa sebagai perwakilan dari peserta untuk menjawab pertanyaan. Fakhrun Nisa mengatakan bahwa tujuan ia datang kesini untuk memperoleh pengetahuan seputar PKM.

Ka Visya menjelaskan bahwa PKM terbagi menjadi 2, yaitu PKM 6 bidang dan PKM 2 bidang. Perbedaan dari PKM tersebut adalah jika PKM 6 bidang kita harus membuat laporan akhir mengenai apa yang telah kita tulis, membuat suatu produk, dan apabila kita lolos PKM tersebut akan berakhir di PIMNAS. Sedangkan PKM 2 bidang tidak perlu membuat laporan akhir atau membuat produk. PKM 6 bidang atau juga disebut PKM reguler terdiri dari PKM Penelitian (PKM-P), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Karsa Cipta (PKM-KC), PKM Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M), dan PKM Sos Humaniora. PKM 2 bidang atau disebut juga PKM non-reguler terdiri atas PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT).

Menurut Ka Visya, PKM harus dipersiapkan dari sekarang untuk menghindari gagal unggah karena banyaknya mahasiswa yang mengakses situs dikti untuk mengunggah PKM yang telah mereka buat. Muara dari PKM adalah PIMNAS dan tahun ini PIMNAS akan diadakan di Sulawesi.

Ka Visya juga berbagi cerita mengenai PKMnya yang telah lolos PIMNAS. Di tahun pertama kuliah Ka Visya belum mengerti apa itu PKM, beliau hanya ikut-ikutan dan akhirnya tidak lolos. Tahun kedua Ka Visya tidak mengirim PKM karena belum mempunyai esensi yang kuat untuk membuat PKM. Tahun selanjutnya Ka Visya tergabung dalam organisasi Science Club FMIPA UNJ, disana beliau mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan PKM. Beliau berfikir mengapa dirinya tidak membuat PKM padahal Ka Visya mengajak mahasiswa lain untuk membuat PKM. Dari situlah Ka Visya sungguh-sungguh membuat PKM dan akhirnya dapat lolos ke PIMNAS.

45

Alur PKM 6 bidang yaitu pembuatan PKM dan administrasi, pengunggahan PKM, jika lolos akan didanai, reviewer oleh dikti, jika lolos penyeleksian dari dikti akan berlanjut ke PIMNAS. Sedangkan PKM 2 bidang tidak berakhir di PIMNAS, namun hanya pada pembuatan jurnal.

Selain bercerita mengenai pengalaman selama mengikuti PIMNAS, Ka Visya juga memberikan contoh PKM-KC serta foto-foto beliau dari pelaksanaan PKM hingga PIMNAS di Semarang.

Seperti kita tahu Universitas di Indonesia banyak yang mengikuti PIMNAS karena PIMNAS merupakan ajang yang paling bergengsi bagi mahasiswa. Namun ada beberapa Universitas yang sering menjadi juara PIMNAS, salah satunya Universitas Brawijaya. Mengapa UB dan Universitas lain menjadi juara PIMNAS? Karena PKM begitu ditekankan dalam Universitas tersebut. Mahasiswa UB dituntut untuk fokus dalam pembuatan PKM sehingga mereka siap untuk mengikuti PIMNAS.

Lalu apasih alasan kita sehingga kita harus membuat PKM tersebut? Ka Visya mempunyai dua alasan. Baginya pembuatan PKM merupakan salah satu cara mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Selain itu PKM juga beliau gunakan sebagai sarana berlatih menulis skripsi.

Mengapa harus mengikuti PKM kalau ada kompetisi menulis yang lain? PKM dan kompetisi menulis lainnya mempunyai perbedaan. PKM sendiri diadakan oleh dikti yang bermuara di PIMNAS dimana banyak mahasiswa berpotensi yang berkompetisi. PIMNAS juga merupakan ajang berkumpulnya ribuan mahasiswa dan pameran produk mahasiswa nasional. Sedangkan kompetisi menulis lainnya diadakan oleh instansi swasta tanpa adanya euforia seperti di PIMNAS.

Ka Visya juga memberikan tips untuk membuat PKM. Pertama, cari teman yang sevisi dan semisi karena teman yang mampu diajak bekerja sama akan membuat PKM sukses. Kedua, cari dosen pembimbing. Ketiga, banyak membaca sebagai sumber referensi, inilah tahap awal dalam memulai menulis, kita tidak akan dapat menulis tanpa membaca. Keempat, cari masalah. Kelima, cari solusi. Keenam, jangan jadi deadliners. Ketujuh, mulai menulislah dari sekarang.

Sebagai penutup dari kegiatan inti dan pembukaan bagi sesi tanya jawab, Ka Visyamenampilkan video PIMNAS tahun lalu.

Sesi tanya jawab :

Taofik : Ketentuannya jika PKM kita lolos harus ada tinjak lanjut dari kita seperti penelitian misalnya. Namun bagaimana jika PKM tersebut tidak ada tindak lanjutnya?

Ka Visya : Akan dilakukan pendekatan personal untuk meninjau kelompok PKM tersebut. Apabila kita tidak menindak lanjutinya maka akan ada pengurangan kuota untuk UNJ.

6

April : Misalkan kita sudah berniat untuk membuat PKM, namun karena kita mahasiswa baru kita tidak mengetahui apa itu PKM dengan jelas, bahkan tidak ada yang mengarahkan kita untuk membuat PKM. Bagaimana menurut ka Visya?

Ka Visya : Saya sudah memberikan tips pembuatan PKM, salah satunya cari teman yang sevisi dan semisi. Cari link sebanyak-banyaknya baik kakak tingkat, teman satu angkatan, maupun adik tingkat. Memang lebih enak mencari teman yang seangkatan, namun untuk PKM ini lebih baik mencari teman yang berbeda angkatan. Setelah mendapat teman, jangan jadi deadliners karena proses PKM itu panjang.

Anisa : Ada PKM baru yaitu PKM Humaniora, PKM itu berfokus pada apa?

Ka Visya : Mirip seprti PKM-P namun lebih ke bahasa. PKM Humaniora masuk ke dalam PKM reguler

Rahmi : Apakah perbedaan PKM-P dan PKM-KC?

Ka Visya : Kalau PKM-KC harus ada produknya namun PKM-P tidak perlu ada produk yang bisa dilihat seperti PKM-KC. Hasil dari PKM-P adalah data. PKM-KC membuat produk dahulu kemudian melakukan penelitian, sedangan PKM-P melakukan penelitian dahulu sehingga menghasilkan produk (data).

Eneng : Apakah perbedaan PKM-KC dan PKM-GT, lalu berapa kali kita boleh ikut PKM dalam satu tahun?

Ka Visya : PKM-KC harus direalisasikan namun PKM-GT tidak perlu. Perbedaan terlihat juga dari dana yang diberikan. Alur PKM-KC yaitu, pengunggahan, seleksi admin, didanai, buat laporan, jika sesuai dengan proposal PKM akan dilakukan monitoring oleh dikti, setelah itu PIMNAS. Alur PKM-GT yaitu, pengunggahan, seleksi admin, didanai, seleksi PKM.

Dalam satu tahun kita boleh mengikuti beberapa kali PKM, namun kita hanya boleh menjadi anggota dalam satu tim dan menjadi anggota dalam beberapa tim. Namun sesuaikan saja dengan kemampuan kita, yang terpenting adalah kita fokus dalam melaksanakan PKM tersebut.

Andri : Jika sudah lolos PIMNAS apakah boleh mengikuti PIMNAS lagi?

Ka Visya : Saya belum pernah mendengar kejadian seperti itu. Namun jika mau ikut lagi lebih baik menjadi anggota saja karena nama ketua biasanya selalu disorot.

Sebagai akhir dari tanya jawab dibacakan kesimpulan oleh moderator. Kesimpulan PPKi kali ini adalah PKM terdiri dari 6 bidang dan 2 bidang. PKM 6 bidang berakhir di PIMNAS, salah satu ajang bergengsi bagi mahasiswa. Untuk membuat PKM yang sukses kita harus mencari teman yang sevisi dan semisi, banyak membaca sebagai sumber referensi, mencari masalah yang ada di sekitar dan mencari solusi. Namun yang terpenting adalah tetap fokus dan jangan menjadi deadliners karena proses PKM sangat panjang. Pesan terakhir yang perlu diingat adalah mulailah menulis dari sekarang.

Tidak lupa MC memberikan motivasi untuk peserta agar langsung membuat simulasi PKM, karena suatu ilmu jika tidak langsung diimplementasikan akan sia-sia. Pukul 17.32 Ka Visya memandu peserta untuk membuat simulasi.

10

Dari beberapa PKM yang telah dibuat selama simulasi, terpilih PKM dari kelompok Taofik Hidayat dengan judul ‘Pengaruh Penerangan dengan Prestasi Belajar’ dengan latar belakang keterjangankauan listrik di daerah terpencil dan kualitas prestasi siswa di daerah tersebut. Ka Visya memberikan sedikit masukkan terhadap PKM tersebut. Beliau menyarankan sebaiknya di rinci lagi daerah yang akan diteliti.

9

Acara inti telah selesai dengan pemberian kenang-kenangan dari Chindy Listia Utami sebagai ketua pelaksana kepada ka Visya. Pada pukul 17.46 sebagai penutup acara dibacakan doa oleh Andri Kosiret. Acara resmi ditutup pada pukul 17.49.

8

Read more >>

Jumat, 01 Mei 2015

Field Report Dialog Keluarga Besar Matematika 2015

Report Dialog Keluarga Besar Matematika (DKBM) 2015
 
Dialog Keluarga Besar Matematika, atau biasa disingkat DKBM, dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 28 April 2015 di Aula UPT Perpustakaan UNJ. Tema DKBM pada tahun ini adalah “Pelaksanaan Ujian Pararel atau Ujian Bersama di Jurusan Matematika FMIPA UNJ”. Pada sekitar pukul 12.30 semua persiapan acara telah selesai, dan beberapa peserta (mahasiswa) sudah mulai berdatangan. Namun, belum ada satu dosen pun yang hadir.
 
Mahasiswa yang sudah hadir diminta untuk mengisi presensi terlebih dahulu, dan kemudian mereka akan mendapatkan snack, souvenir berupa sticker, dan juga nomor undian doorprize. Begitu pun untuk dosen. Peserta akan diarahkan oleh panitia untuk duduk sesuai dengan sistem duduk yang telah ditentukan: laki-laki di bagian kanan, perempuan di bagian kiri. Pada pukul 13.10, mahasiswa yang hadir telah memenuhi lebih dari setengah ruangan, namun, hanya satu dosen yang telah hadir sehingga pembukaan acara DKBM diundur hingga Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Makmuri, M.Si. hadir. Akhirnya, pada sekitar pukul 13.30, Bapak Makmuri telah hadir di tempat acara DKBM 2015.
 
 
Pada pukul 13.33, Mardian Chandra selaku Master of Ceremony (MC)  membuka acara DKBM 2015. Acara diawali dengan membaca lafadz Basmallah bersama. Kemudian, MC menjelaskan sekilas tentang DKBM tahun ini (2015). Sebelum membacakan susunan acara, MC memperkenalkan jargon DKBM 2015 kepada seluruh hadirin: “Bersama Bersinergi, Menuju Matematika yang Lebih Baik” didukung dengan bahasa tangan yang diperagakan oleh MC. Jargon tersebut disambut cukup antusias oleh para hadirin yang juga ikut mempraktikkan jargon DKBM 2015 yang telah dikenalkan oleh MC. Setelah itu, MC membacakan susunan acara DKBM 2015 dan dimulailah acara yang pertama.
Muhamad Abdurahim membacakan ayat suci al-Qur'an sebagai awal dari acara DKBM 2015 pada pukul 13.38. Kemudian, pada pukul 13.41, seluruh peserta (mahasiswa dan dosen) maupun panitia acara menyanyikan lagu kebanggaan kita semua, yakni lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Ayu Dini Farhana. Acara selanjutnya adalah sambutan-sambutan yang dimulai pada pukul 13.44. Sambutan pertama disampaikan oleh Angga Arian selaku ketua pelaksana DKBM 2015, sambutan kedua disampaikan oleh Mohammad Hafizh selaku ketua BEMJ Matematika periode 2015-2016, dan sambutan yang terakhir disampaikan oleh Bapak Drs. Makmuri, M.Si. selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNJ yang sekaligus membuka acara DKBM 2015 secara resmi pada pukul 14.02. Setelah itu, MC membacakan CV dari Anisa Septiawati selaku moderator dialog, memanggil moderator, dan menyerahkan kontrol acara kepada moderator yang akan memimpin jalannya dialog, yang merupakan acara inti dari DKBM 2015.
 
Moderator mengawali acara dialog dengan bernarasi pendek tentang tema DKBM 2015, yaitu “Pelaksanaan Ujian Paralel / Ujian Bersama”. Kemudian, moderator mengintruksikan operator untuk memutarkan video yang berisi pendapat beberapa mahasiswa dan beberapa dosen terkait pelaksanaan ujian paralel / ujian bersama di jurusan Matematika FMIPA UNJ kita tercinta, yang telah dibuat oleh panitia. Pemutaran video tersebut cukup mengundang gemeruh dari para penonton dan menghangatkan suasana di tempat acara DKBM 2015. Kemudian, seluruh hadirin lebih dihangatkan lagi dengan presentasi hasil angket DKBM 2015 oleh moderator yang dimulai pada pukul 14.25. Angket tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan serta kritik dan saran terkait pelaksanaan ujian paralel yang telah diisi oleh para responden: 92 mahasiswa dan 15 dosen. 
Secara singkat, hasil angket itu menunjukkan bahwa pendapat para mahasiswa berada di tengah-tengah antara pro dan kontra terhadap pelaksanaan ujian paralel, sedangkan para dosen cenderung berpendapat pro dengan ujian paralel. Kemudian, moderator memberikan kesempatan kepada dosen untuk menanggapi presentasi angket. Ibu Ratna Widyanti S.Si, M.Kom. berpendapat bahwa salah satu tujuan pelaksanaan ujian paralel adalah untuk melatih kedisiplinan mahasiswa.  Ketika diadakan ujian paralel, waktunya haruslah berdasarkan jadwal dari universitas, bukan jadwal dari jurusan. Sebenarnya, hal itu merupakan kontrol yang dilakukan untuk para mahasiswa, dan juga, pada hakikatnya, pelaksanaan ujian paralel itu berfungsi untuk memperbaiki kualitas mahasiswa. Beliau juga mengatakan bahwa dari hasil angket yang telah https://ssl.gstatic.com/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gifdipresentasikan sebelumnya, terlihat jelas bahwa pendapat yang netral (tidak memihak siapa pun) adalah pendapat-pendapat dari para dosen, yang tidak memikirkan kepentingan pribadi, melainkan memikirkan kepentingan umum.
Pada pukul 14.49, sesi dialog dimulai. Sistemnya: mahasiswa mengajukan pertanyaan, kemudian dosen menjawab pertanyaan tersebut, dosen lain menanggapi, mahasiswa lain ikut memberi pendapat, dst. hingga moderator merasa pertanyaan tersebut cukup untuk dibahas dan pada akhir, moderator menyimpulkan hasil dialog tersebut. Pertanyaan pertama diajukan oleh Fakhrunnisa dari Pendidikan Matematika kelas Reguler 2013. Ia menanyakan kepada para dosen terkait bagaimanakah teknis pembagian hasil ujian (UAS/UTS) secara paralel, apakah itu dalam waktu dua minggu setelah ujian, atau bagaimana. Bapak Makmuri menjawab bahwa UNJ memang belum memiliki peraturan terkait itu dan belum mewajibkan hal itu (pembagian hasil ujian). Beliau menambahkan bahwa dari pihak dosen akan mengusahakan untuk direalisasikan hal tersebut, dan langkah pertama yang akan dilakukan adalah tahap sosialisasi. Menurut Bapak Makmuri, jika mahasiswa ingin mengetahui nilainya, mahasiswa boleh saja menanyakannya langsung kepada dosen yang bersangkutan. Ibu Ratna Widyanti pun memberikan tanggapan yang serupa dengan Bapak Makmuri. Ibu Ratna mengatakan bahwa mahasiswa boleh menayakan langsung kepada dosen yang bersangkutan terkait hal kecocokan antara nilai dengan kemampuan yang dimilikinya asalkan dengan cara yang sopan dan tidak terlalu memaksa dosen. Mahasiswa harus mengerti keadaan dosen yang memiliki jadwal yang padat.
Pertanyaan kedua diajukan oleh Jessica dari Pendidikan Matematika kelas Reguler 2012. Ia bertanya, “Apakah ujian paralel dapat meningkatkan IP mahasiwa? Seberapa efektifkah ujian paralel dapat meningkatkan IP mahasiswa? Dan bagaimana pendapat dosen terkait hal ‘ujian susulan’?". Ibu Ratna menjawab, “Ujian paralel itu sebenarnya sekarang belum kelihatan seberapa efektifnya terhadap peningkatan IP mahasiswa, karena ujian paralel baru kita aplikasikan baru-baru ini (UAS semester 101 dan UTS semester 102). Hanya baru dua kali kita melakukan ujian paralel sehingga kita belum bisa menyimpulkan seberapa efektif pelaksanaan ujian paralel. Sebenarnya ujian paralel itu juga berfungsi untuk pengontrolan dosen, agar dosen mengajar materi perkuliahan sesuai dengan RPKPS”. Terkait ujian susulan, Bu Ratna menjawab, “Jika mahasiswa yang ingin ujian susulan, ia dapat langsung menghadap ke dosen yang bersangkutan. Ujian susulan itu tidak boleh diadakan di hari yang sama dengan jadwal mata kuliah tersebut. Dan mahasiswa yang tidak hadir pada hari H UAS/UTS harus memberikan keterangan yang sejelas jelasnya.”
Pertanyaan ketiga sekaligus yang terakhir diajukan oleh Naily Fitriyah Amala dari Pendidikan Matematika kelas Bilingual 2014. Ia bertanya, "Mengapa materi ujian yang diujikan ada yang tidak sama antara satu dosen dengan dosen lainnya pada mata kuliah yang sama? Dan saya juga ingin bertanya. Bagaimana menurut Bapak dan Ibu dengan adanya kejadian: ‘materi yang diajarkan di suatu mata kuliah sangat kontra dengan nama mata kuliah tersebut’?” Ibu Pinta menjawab, "Jadi, untuk para mahasiswa harus pintar-pintar sharing antara kelas satu dengan kelas lainnya, agar kalian bisa tahu materi apa yang diajarkan dosen di kelas lain. Memang benar, ada suatu mata kuliah, dimana materi yang diajarkan sangat kontra dengan nama mata kuliah tersebut, tetapi, kalian harus yakin bahwa materi yang diajarkan oleh dosen tersebut insya Allah bermanfaat untuk kalian, walaupun ada perbedaan. Kami pun dari pihak dosen akan segera mengatasi masalah ini. Kami akan mengusahakan agar RPKPS dipertegas sehingga tidak ada satu pun dosen yang mengajar materi yang tidak sesuai dengan RPKPS. Mungkin untuk semester ini (semester 102) masih seperti ini, tapi untuk semester selanjutnya harus ada perbaikan”. Kemudian Bapak Makmuri  bercerita bahwa ada satu kasus yang terjadi di jurusan matematika. Ketika rapat yang diadakan dua minggu sebelum ujian, dilakukan pengecekan terhadap dosen terkait kelengkapan materi dan jumlah pertemuan kuliah. Ternyata ada perbedaan yang cukup jauh antara dosen satu dengan dosen yang lain pada mata kuliah yang sama: materi yang diajarkan berbeda dan jumlah pertemuannya berbeda jauh. Dan pada akhirnya diputuskan, kedua dosen itu membuat soal ujian masing-masing sesuai dengan materi telah diajarkan dan dengan jumlah pertemuan yang telah dilaksanakan.
 
 
Sesi dialog berakhir pada pukul 15.25, dan moderator langsung menyimpulkan keseluruhan hasil dialog sebelum mengembalikan kontrol acara ke MC. Kesimpulannya:
1.       Ujian paralel itu ada manfaat baiknya untuk mahaiswa maupun dosen. Salah satunya: dengan adanya ujian paralel, mahasiswa dan dosen dapat lebih terkontrol: jadwalnya, materinya, dll.
2.       Terkait pembagian hasil ujian, mahasiswa dapat langsung bertanya kepada dosen pengampu dengan syarat, mahasiswa harus tahu waktu dan kondisi dosen dan juga harus sopan.
3.       Terkait ujian susulan, mahasiswa dapat meminta kepada dosen yang bersangkutan untuk mendapatkan ujian susulan dengan syarat ujian susulan tidak diadakan di hari yang sama dengan jadwal mata kuliah yang ada.
4.       Jurusan akan segera memperbaiki terkait hal tentang materi ujian yang tidak relevan antara suatu kelas  dengan kelas lainnya pada mata kuliah yang sama, dan juga terkait hal tentang ketidakcocokan antara materi mata kuliah dengan nama mata kuliah yang ada.
5.       Butuh adanya kerjasama antarmahasiswa dan dosen untuk pelaksanaan ujian paralel yang lebih baik. Kedua pihak harus sama-sama turut serta dan jangan mementingan kepentingan pribadi.
Pada pukul 15.30, ada penampilan dari Mathcoustic yang membawakan dua lagu terbaiknya. Penampilan dari Mathcoustic menyejukkan suasana setelah dialog hangat sebelumnya. 
 
Setelah itu, pada pukul 15.43, Ketua Pelaksana DKBM 2015 memberikan kenang-kenangan berupa plakat kepada Ketua Jurusan Matematika.
 
Dilanjutkan dengan pengambilan nomor pemenang doorprize yang ditanggapi cukup antusias oleh para hadirin: satu mahasiswa dan satu dosen. Kedua pemenang doorprize tersebut diminta untuk naik ke atas panggung untuk diberikan doorprize.  Kemudian, pada pukul 15.50, Hersa Putra membacakan do’a penutup, dan MC secara resmi menutup acara pada pukul 15.55. Dan DKBM 2015 diakhiri dengan foto bersama panitia, peserta, dan dosen.
 
Read more >>