“Seminar Program Kreativitas Mahasiswa”
Program Pengetahuan Keilmiahan atau disebut juga PPKi yang diadakan pada hari Senin tanggal 4 Mei 2015 mengambil tema “Meningkatkan Keilmiahan dalam Matematika”. Acara yang dihadiri oleh 51 mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNJ tersebut diadakan di ruang 5.10 gedung Dewi Sartika pada pukul 16.27 WIB dan berfokus untuk membahas Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Acara dibuka oleh Eko Nurachman Hakim selaku MC dengan ucapan basmalah dan dilanjutkan dengan lantunan kitab suci Al-Quran yang dibawaan oleh Mardian Chandra. Pada pukul 16.30 sambutan dari ketua BEMJ Matematika, Mohammad Hafidz, menjadi rangkaian acara selanjutnya. Beliau menyampaikan bahwa PPKi itu merupakan kegiatan yang bermanfaat walaupun banyak dari kita yang masih belum mengetahui kepanjangan dari PPKi tersebut, dan sebagai penutup dari sambutan beliau berharap semoga kegiatan ini menginspirasi banyak orang.
Untuk memasuki acara inti, MC membacakan CV dari moderator, Devi Permata Insani. Kemudian moderator membacakan CV dari pembicara PPKi, Evi Syahida. Pembacaan CV pembicara tersebut mengawali acara inti PPKi.
Sebelum menyampaikan materi, pada pukul 16.38 Evi Syahida yang biasa disapa Ka Visya mengajak semua peserta untuk menyamakan suhu dengan bertanya ‘Apakah tujuan mereka datang ke acara PPKi ini?’. Karena tidak ada yang berani untuk mengatakan alasannya Ka Visya menunjuk Fakhrun Nisa sebagai perwakilan dari peserta untuk menjawab pertanyaan. Fakhrun Nisa mengatakan bahwa tujuan ia datang kesini untuk memperoleh pengetahuan seputar PKM.
Ka Visya menjelaskan bahwa PKM terbagi menjadi 2, yaitu PKM 6 bidang dan PKM 2 bidang. Perbedaan dari PKM tersebut adalah jika PKM 6 bidang kita harus membuat laporan akhir mengenai apa yang telah kita tulis, membuat suatu produk, dan apabila kita lolos PKM tersebut akan berakhir di PIMNAS. Sedangkan PKM 2 bidang tidak perlu membuat laporan akhir atau membuat produk. PKM 6 bidang atau juga disebut PKM reguler terdiri dari PKM Penelitian (PKM-P), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Karsa Cipta (PKM-KC), PKM Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M), dan PKM Sos Humaniora. PKM 2 bidang atau disebut juga PKM non-reguler terdiri atas PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) dan PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT).
Menurut Ka Visya, PKM harus dipersiapkan dari sekarang untuk menghindari gagal unggah karena banyaknya mahasiswa yang mengakses situs dikti untuk mengunggah PKM yang telah mereka buat. Muara dari PKM adalah PIMNAS dan tahun ini PIMNAS akan diadakan di Sulawesi.
Ka Visya juga berbagi cerita mengenai PKMnya yang telah lolos PIMNAS. Di tahun pertama kuliah Ka Visya belum mengerti apa itu PKM, beliau hanya ikut-ikutan dan akhirnya tidak lolos. Tahun kedua Ka Visya tidak mengirim PKM karena belum mempunyai esensi yang kuat untuk membuat PKM. Tahun selanjutnya Ka Visya tergabung dalam organisasi Science Club FMIPA UNJ, disana beliau mengurusi segala sesuatu yang berkaitan dengan PKM. Beliau berfikir mengapa dirinya tidak membuat PKM padahal Ka Visya mengajak mahasiswa lain untuk membuat PKM. Dari situlah Ka Visya sungguh-sungguh membuat PKM dan akhirnya dapat lolos ke PIMNAS.
Alur PKM 6 bidang yaitu pembuatan PKM dan administrasi, pengunggahan PKM, jika lolos akan didanai, reviewer oleh dikti, jika lolos penyeleksian dari dikti akan berlanjut ke PIMNAS. Sedangkan PKM 2 bidang tidak berakhir di PIMNAS, namun hanya pada pembuatan jurnal.
Selain bercerita mengenai pengalaman selama mengikuti PIMNAS, Ka Visya juga memberikan contoh PKM-KC serta foto-foto beliau dari pelaksanaan PKM hingga PIMNAS di Semarang.
Seperti kita tahu Universitas di Indonesia banyak yang mengikuti PIMNAS karena PIMNAS merupakan ajang yang paling bergengsi bagi mahasiswa. Namun ada beberapa Universitas yang sering menjadi juara PIMNAS, salah satunya Universitas Brawijaya. Mengapa UB dan Universitas lain menjadi juara PIMNAS? Karena PKM begitu ditekankan dalam Universitas tersebut. Mahasiswa UB dituntut untuk fokus dalam pembuatan PKM sehingga mereka siap untuk mengikuti PIMNAS.
Lalu apasih alasan kita sehingga kita harus membuat PKM tersebut? Ka Visya mempunyai dua alasan. Baginya pembuatan PKM merupakan salah satu cara mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Selain itu PKM juga beliau gunakan sebagai sarana berlatih menulis skripsi.
Mengapa harus mengikuti PKM kalau ada kompetisi menulis yang lain? PKM dan kompetisi menulis lainnya mempunyai perbedaan. PKM sendiri diadakan oleh dikti yang bermuara di PIMNAS dimana banyak mahasiswa berpotensi yang berkompetisi. PIMNAS juga merupakan ajang berkumpulnya ribuan mahasiswa dan pameran produk mahasiswa nasional. Sedangkan kompetisi menulis lainnya diadakan oleh instansi swasta tanpa adanya euforia seperti di PIMNAS.
Ka Visya juga memberikan tips untuk membuat PKM. Pertama, cari teman yang sevisi dan semisi karena teman yang mampu diajak bekerja sama akan membuat PKM sukses. Kedua, cari dosen pembimbing. Ketiga, banyak membaca sebagai sumber referensi, inilah tahap awal dalam memulai menulis, kita tidak akan dapat menulis tanpa membaca. Keempat, cari masalah. Kelima, cari solusi. Keenam, jangan jadi deadliners. Ketujuh, mulai menulislah dari sekarang.
Sebagai penutup dari kegiatan inti dan pembukaan bagi sesi tanya jawab, Ka Visyamenampilkan video PIMNAS tahun lalu.
Sesi tanya jawab :
Taofik : Ketentuannya jika PKM kita lolos harus ada tinjak lanjut dari kita seperti penelitian misalnya. Namun bagaimana jika PKM tersebut tidak ada tindak lanjutnya?
Ka Visya : Akan dilakukan pendekatan personal untuk meninjau kelompok PKM tersebut. Apabila kita tidak menindak lanjutinya maka akan ada pengurangan kuota untuk UNJ.
April : Misalkan kita sudah berniat untuk membuat PKM, namun karena kita mahasiswa baru kita tidak mengetahui apa itu PKM dengan jelas, bahkan tidak ada yang mengarahkan kita untuk membuat PKM. Bagaimana menurut ka Visya?
Ka Visya : Saya sudah memberikan tips pembuatan PKM, salah satunya cari teman yang sevisi dan semisi. Cari link sebanyak-banyaknya baik kakak tingkat, teman satu angkatan, maupun adik tingkat. Memang lebih enak mencari teman yang seangkatan, namun untuk PKM ini lebih baik mencari teman yang berbeda angkatan. Setelah mendapat teman, jangan jadi deadliners karena proses PKM itu panjang.
Anisa : Ada PKM baru yaitu PKM Humaniora, PKM itu berfokus pada apa?
Ka Visya : Mirip seprti PKM-P namun lebih ke bahasa. PKM Humaniora masuk ke dalam PKM reguler
Rahmi : Apakah perbedaan PKM-P dan PKM-KC?
Ka Visya : Kalau PKM-KC harus ada produknya namun PKM-P tidak perlu ada produk yang bisa dilihat seperti PKM-KC. Hasil dari PKM-P adalah data. PKM-KC membuat produk dahulu kemudian melakukan penelitian, sedangan PKM-P melakukan penelitian dahulu sehingga menghasilkan produk (data).
Eneng : Apakah perbedaan PKM-KC dan PKM-GT, lalu berapa kali kita boleh ikut PKM dalam satu tahun?
Ka Visya : PKM-KC harus direalisasikan namun PKM-GT tidak perlu. Perbedaan terlihat juga dari dana yang diberikan. Alur PKM-KC yaitu, pengunggahan, seleksi admin, didanai, buat laporan, jika sesuai dengan proposal PKM akan dilakukan monitoring oleh dikti, setelah itu PIMNAS. Alur PKM-GT yaitu, pengunggahan, seleksi admin, didanai, seleksi PKM.
Dalam satu tahun kita boleh mengikuti beberapa kali PKM, namun kita hanya boleh menjadi anggota dalam satu tim dan menjadi anggota dalam beberapa tim. Namun sesuaikan saja dengan kemampuan kita, yang terpenting adalah kita fokus dalam melaksanakan PKM tersebut.
Andri : Jika sudah lolos PIMNAS apakah boleh mengikuti PIMNAS lagi?
Ka Visya : Saya belum pernah mendengar kejadian seperti itu. Namun jika mau ikut lagi lebih baik menjadi anggota saja karena nama ketua biasanya selalu disorot.
Sebagai akhir dari tanya jawab dibacakan kesimpulan oleh moderator. Kesimpulan PPKi kali ini adalah PKM terdiri dari 6 bidang dan 2 bidang. PKM 6 bidang berakhir di PIMNAS, salah satu ajang bergengsi bagi mahasiswa. Untuk membuat PKM yang sukses kita harus mencari teman yang sevisi dan semisi, banyak membaca sebagai sumber referensi, mencari masalah yang ada di sekitar dan mencari solusi. Namun yang terpenting adalah tetap fokus dan jangan menjadi deadliners karena proses PKM sangat panjang. Pesan terakhir yang perlu diingat adalah mulailah menulis dari sekarang.
Tidak lupa MC memberikan motivasi untuk peserta agar langsung membuat simulasi PKM, karena suatu ilmu jika tidak langsung diimplementasikan akan sia-sia. Pukul 17.32 Ka Visya memandu peserta untuk membuat simulasi.
Dari beberapa PKM yang telah dibuat selama simulasi, terpilih PKM dari kelompok Taofik Hidayat dengan judul ‘Pengaruh Penerangan dengan Prestasi Belajar’ dengan latar belakang keterjangankauan listrik di daerah terpencil dan kualitas prestasi siswa di daerah tersebut. Ka Visya memberikan sedikit masukkan terhadap PKM tersebut. Beliau menyarankan sebaiknya di rinci lagi daerah yang akan diteliti.
Acara inti telah selesai dengan pemberian kenang-kenangan dari Chindy Listia Utami sebagai ketua pelaksana kepada ka Visya. Pada pukul 17.46 sebagai penutup acara dibacakan doa oleh Andri Kosiret. Acara resmi ditutup pada pukul 17.49.