Dialog Keluarga Besar Matematika, atau biasa disingkat DKBM, dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 28 April 2015 di Aula UPT Perpustakaan UNJ. Tema DKBM pada tahun ini adalah “Pelaksanaan Ujian Pararel atau Ujian Bersama di Jurusan Matematika FMIPA UNJ”. Pada sekitar pukul 12.30 semua persiapan acara telah selesai, dan beberapa peserta (mahasiswa) sudah mulai berdatangan. Namun, belum ada satu dosen pun yang hadir.
Mahasiswa yang sudah hadir diminta untuk mengisi presensi terlebih dahulu, dan kemudian mereka akan mendapatkan snack, souvenir berupa sticker, dan juga nomor undian doorprize. Begitu pun untuk dosen. Peserta akan diarahkan oleh panitia untuk duduk sesuai dengan sistem duduk yang telah ditentukan: laki-laki di bagian kanan, perempuan di bagian kiri. Pada pukul 13.10, mahasiswa yang hadir telah memenuhi lebih dari setengah ruangan, namun, hanya satu dosen yang telah hadir sehingga pembukaan acara DKBM diundur hingga Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Makmuri, M.Si. hadir. Akhirnya, pada sekitar pukul 13.30, Bapak Makmuri telah hadir di tempat acara DKBM 2015.
Pada pukul 13.33, Mardian Chandra selaku Master of Ceremony (MC) membuka acara DKBM 2015. Acara diawali dengan membaca lafadz Basmallah bersama. Kemudian, MC menjelaskan sekilas tentang DKBM tahun ini (2015). Sebelum membacakan susunan acara, MC memperkenalkan jargon DKBM 2015 kepada seluruh hadirin: “Bersama Bersinergi, Menuju Matematika yang Lebih Baik” didukung dengan bahasa tangan yang diperagakan oleh MC. Jargon tersebut disambut cukup antusias oleh para hadirin yang juga ikut mempraktikkan jargon DKBM 2015 yang telah dikenalkan oleh MC. Setelah itu, MC membacakan susunan acara DKBM 2015 dan dimulailah acara yang pertama.
Muhamad Abdurahim membacakan ayat suci al-Qur'an sebagai awal dari acara DKBM 2015 pada pukul 13.38. Kemudian, pada pukul 13.41, seluruh peserta (mahasiswa dan dosen) maupun panitia acara menyanyikan lagu kebanggaan kita semua, yakni lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Ayu Dini Farhana. Acara selanjutnya adalah sambutan-sambutan yang dimulai pada pukul 13.44. Sambutan pertama disampaikan oleh Angga Arian selaku ketua pelaksana DKBM 2015, sambutan kedua disampaikan oleh Mohammad Hafizh selaku ketua BEMJ Matematika periode 2015-2016, dan sambutan yang terakhir disampaikan oleh Bapak Drs. Makmuri, M.Si. selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNJ yang sekaligus membuka acara DKBM 2015 secara resmi pada pukul 14.02. Setelah itu, MC membacakan CV dari Anisa Septiawati selaku moderator dialog, memanggil moderator, dan menyerahkan kontrol acara kepada moderator yang akan memimpin jalannya dialog, yang merupakan acara inti dari DKBM 2015.
Moderator mengawali acara dialog dengan bernarasi pendek tentang tema DKBM 2015, yaitu “Pelaksanaan Ujian Paralel / Ujian Bersama”. Kemudian, moderator mengintruksikan operator untuk memutarkan video yang berisi pendapat beberapa mahasiswa dan beberapa dosen terkait pelaksanaan ujian paralel / ujian bersama di jurusan Matematika FMIPA UNJ kita tercinta, yang telah dibuat oleh panitia. Pemutaran video tersebut cukup mengundang gemeruh dari para penonton dan menghangatkan suasana di tempat acara DKBM 2015. Kemudian, seluruh hadirin lebih dihangatkan lagi dengan presentasi hasil angket DKBM 2015 oleh moderator yang dimulai pada pukul 14.25. Angket tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan serta kritik dan saran terkait pelaksanaan ujian paralel yang telah diisi oleh para responden: 92 mahasiswa dan 15 dosen.
Secara singkat, hasil angket itu menunjukkan bahwa pendapat para mahasiswa berada di tengah-tengah antara pro dan kontra terhadap pelaksanaan ujian paralel, sedangkan para dosen cenderung berpendapat pro dengan ujian paralel. Kemudian, moderator memberikan kesempatan kepada dosen untuk menanggapi presentasi angket. Ibu Ratna Widyanti S.Si, M.Kom. berpendapat bahwa salah satu tujuan pelaksanaan ujian paralel adalah untuk melatih kedisiplinan mahasiswa. Ketika diadakan ujian paralel, waktunya haruslah berdasarkan jadwal dari universitas, bukan jadwal dari jurusan. Sebenarnya, hal itu merupakan kontrol yang dilakukan untuk para mahasiswa, dan juga, pada hakikatnya, pelaksanaan ujian paralel itu berfungsi untuk memperbaiki kualitas mahasiswa. Beliau juga mengatakan bahwa dari hasil angket yang telah dipresentasikan sebelumnya, terlihat jelas bahwa pendapat yang netral (tidak memihak siapa pun) adalah pendapat-pendapat dari para dosen, yang tidak memikirkan kepentingan pribadi, melainkan memikirkan kepentingan umum.
Pada pukul 14.49, sesi dialog dimulai. Sistemnya: mahasiswa mengajukan pertanyaan, kemudian dosen menjawab pertanyaan tersebut, dosen lain menanggapi, mahasiswa lain ikut memberi pendapat, dst. hingga moderator merasa pertanyaan tersebut cukup untuk dibahas dan pada akhir, moderator menyimpulkan hasil dialog tersebut. Pertanyaan pertama diajukan oleh Fakhrunnisa dari Pendidikan Matematika kelas Reguler 2013. Ia menanyakan kepada para dosen terkait bagaimanakah teknis pembagian hasil ujian (UAS/UTS) secara paralel, apakah itu dalam waktu dua minggu setelah ujian, atau bagaimana. Bapak Makmuri menjawab bahwa UNJ memang belum memiliki peraturan terkait itu dan belum mewajibkan hal itu (pembagian hasil ujian). Beliau menambahkan bahwa dari pihak dosen akan mengusahakan untuk direalisasikan hal tersebut, dan langkah pertama yang akan dilakukan adalah tahap sosialisasi. Menurut Bapak Makmuri, jika mahasiswa ingin mengetahui nilainya, mahasiswa boleh saja menanyakannya langsung kepada dosen yang bersangkutan. Ibu Ratna Widyanti pun memberikan tanggapan yang serupa dengan Bapak Makmuri. Ibu Ratna mengatakan bahwa mahasiswa boleh menayakan langsung kepada dosen yang bersangkutan terkait hal kecocokan antara nilai dengan kemampuan yang dimilikinya asalkan dengan cara yang sopan dan tidak terlalu memaksa dosen. Mahasiswa harus mengerti keadaan dosen yang memiliki jadwal yang padat.
Pertanyaan kedua diajukan oleh Jessica dari Pendidikan Matematika kelas Reguler 2012. Ia bertanya, “Apakah ujian paralel dapat meningkatkan IP mahasiwa? Seberapa efektifkah ujian paralel dapat meningkatkan IP mahasiswa? Dan bagaimana pendapat dosen terkait hal ‘ujian susulan’?". Ibu Ratna menjawab, “Ujian paralel itu sebenarnya sekarang belum kelihatan seberapa efektifnya terhadap peningkatan IP mahasiswa, karena ujian paralel baru kita aplikasikan baru-baru ini (UAS semester 101 dan UTS semester 102). Hanya baru dua kali kita melakukan ujian paralel sehingga kita belum bisa menyimpulkan seberapa efektif pelaksanaan ujian paralel. Sebenarnya ujian paralel itu juga berfungsi untuk pengontrolan dosen, agar dosen mengajar materi perkuliahan sesuai dengan RPKPS”. Terkait ujian susulan, Bu Ratna menjawab, “Jika mahasiswa yang ingin ujian susulan, ia dapat langsung menghadap ke dosen yang bersangkutan. Ujian susulan itu tidak boleh diadakan di hari yang sama dengan jadwal mata kuliah tersebut. Dan mahasiswa yang tidak hadir pada hari H UAS/UTS harus memberikan keterangan yang sejelas jelasnya.”
Pertanyaan ketiga sekaligus yang terakhir diajukan oleh Naily Fitriyah Amala dari Pendidikan Matematika kelas Bilingual 2014. Ia bertanya, "Mengapa materi ujian yang diujikan ada yang tidak sama antara satu dosen dengan dosen lainnya pada mata kuliah yang sama? Dan saya juga ingin bertanya. Bagaimana menurut Bapak dan Ibu dengan adanya kejadian: ‘materi yang diajarkan di suatu mata kuliah sangat kontra dengan nama mata kuliah tersebut’?” Ibu Pinta menjawab, "Jadi, untuk para mahasiswa harus pintar-pintar sharing antara kelas satu dengan kelas lainnya, agar kalian bisa tahu materi apa yang diajarkan dosen di kelas lain. Memang benar, ada suatu mata kuliah, dimana materi yang diajarkan sangat kontra dengan nama mata kuliah tersebut, tetapi, kalian harus yakin bahwa materi yang diajarkan oleh dosen tersebut insya Allah bermanfaat untuk kalian, walaupun ada perbedaan. Kami pun dari pihak dosen akan segera mengatasi masalah ini. Kami akan mengusahakan agar RPKPS dipertegas sehingga tidak ada satu pun dosen yang mengajar materi yang tidak sesuai dengan RPKPS. Mungkin untuk semester ini (semester 102) masih seperti ini, tapi untuk semester selanjutnya harus ada perbaikan”. Kemudian Bapak Makmuri bercerita bahwa ada satu kasus yang terjadi di jurusan matematika. Ketika rapat yang diadakan dua minggu sebelum ujian, dilakukan pengecekan terhadap dosen terkait kelengkapan materi dan jumlah pertemuan kuliah. Ternyata ada perbedaan yang cukup jauh antara dosen satu dengan dosen yang lain pada mata kuliah yang sama: materi yang diajarkan berbeda dan jumlah pertemuannya berbeda jauh. Dan pada akhirnya diputuskan, kedua dosen itu membuat soal ujian masing-masing sesuai dengan materi telah diajarkan dan dengan jumlah pertemuan yang telah dilaksanakan.
Sesi dialog berakhir pada pukul 15.25, dan moderator langsung menyimpulkan keseluruhan hasil dialog sebelum mengembalikan kontrol acara ke MC. Kesimpulannya:
1. Ujian paralel itu ada manfaat baiknya untuk mahaiswa maupun dosen. Salah satunya: dengan adanya ujian paralel, mahasiswa dan dosen dapat lebih terkontrol: jadwalnya, materinya, dll.
2. Terkait pembagian hasil ujian, mahasiswa dapat langsung bertanya kepada dosen pengampu dengan syarat, mahasiswa harus tahu waktu dan kondisi dosen dan juga harus sopan.
3. Terkait ujian susulan, mahasiswa dapat meminta kepada dosen yang bersangkutan untuk mendapatkan ujian susulan dengan syarat ujian susulan tidak diadakan di hari yang sama dengan jadwal mata kuliah yang ada.
4. Jurusan akan segera memperbaiki terkait hal tentang materi ujian yang tidak relevan antara suatu kelas dengan kelas lainnya pada mata kuliah yang sama, dan juga terkait hal tentang ketidakcocokan antara materi mata kuliah dengan nama mata kuliah yang ada.
5. Butuh adanya kerjasama antarmahasiswa dan dosen untuk pelaksanaan ujian paralel yang lebih baik. Kedua pihak harus sama-sama turut serta dan jangan mementingan kepentingan pribadi.
Pada pukul 15.30, ada penampilan dari Mathcoustic yang membawakan dua lagu terbaiknya. Penampilan dari Mathcoustic menyejukkan suasana setelah dialog hangat sebelumnya.
Setelah itu, pada pukul 15.43, Ketua Pelaksana DKBM 2015 memberikan kenang-kenangan berupa plakat kepada Ketua Jurusan Matematika.
Dilanjutkan dengan pengambilan nomor pemenang doorprize yang ditanggapi cukup antusias oleh para hadirin: satu mahasiswa dan satu dosen. Kedua pemenang doorprize tersebut diminta untuk naik ke atas panggung untuk diberikan doorprize. Kemudian, pada pukul 15.50, Hersa Putra membacakan do’a penutup, dan MC secara resmi menutup acara pada pukul 15.55. Dan DKBM 2015 diakhiri dengan foto bersama panitia, peserta, dan dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar