Cari Blog Ini

Badan Eksekutif Mahasiswa Matematika Universitas Negeri Jakarta

BEM MATEMATIKA UNJ 2016-2017

Inilah kami, Pejuang-Pejuang BEM MATEMATIKA UNJ 2016-2017....

PROFIL BEM MATEMATIKA 2016-2017

BEM Matematika adalah organsasi mahasiswa di....

[HOT] Anjangsana 2016

Mau tau keseruan Matematika UNJ Goes to Semarang? Tengok yuk....

Minggu, 23 September 2012

Hasil Babak Semifinal dan Final Calcup IV

Inilah hasil Skor dari Babak Semifinal dan Final Calculus Cup IV. Download di [sini]
Read more >>

Hasil Babak Penyisihan Calcup IV

Mau tahu hasil Skor Babak Penyisihan Calculus Cup IV? Download di [sini]
Read more >>

Sabtu, 15 September 2012

Pemenang II Sayembara Menulis


JUARA II SAYEMBARA MENULIS
Departemen Profesi dan Keilmuan BEM Jurusan Matematika 2012
 
Program Perpustakaan dan Guru untuk Desa
Nanda Eka Rahayu, Pendidikan Matematika SBI 2010
 
Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu Negara. Negara maju memiliki pendidikan yang maju pula. Negara maju juga mementingkan pendidikan. Negara maju akan selalu memajukan pendidikan. Akankah Indonesia bisa disebut sebagai negara yang maju, jika melihat keadaan sekarang banyak masalah-masalah yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia? Salah satunya yaitu masalah pemerataan pendidikan.
Seperti yang dikatehui, Indonesia tersebar luas sebagai negara kepulauan. Ini menjadi salah satu hambatan pemerintah dalam memajukan ataupun mendistribusikan pendidikan, terutama sarana dan prasarana pendidikan. Jikamelihat sekolah-sekolah di suatu daerah terpencil, banyak yang bisa dikatakan tidak layak. Tidak seperti di kota besar, sebuah ruangan kelas sejuk menggunakan AC, lengkap dengan komputer, LCD, dan hotspot yang bisa diakses secara mudah. Di daerah, memang mereka memiliki ruang kelas yang sejuk, bukan sejuk karena pendingin ruangan, namun sejuk karena udara luar yang masuk melalui lubang-lubang kecil dinding kelas yang hanya terbuat dari anyaman bambu. Jangankan mengenal hotspot, bahkan banyak siswa-siswa yang tidak mengenal komputer, mereka tahu ada komputer, namun tidak pernah merasakan menggunakannya. Belum lagi mengenai sumber belajar. Banyak percetakan buku-buku pelajaran yang ada di kota, tentu saja buku-buku akan tersalurkan dengan cepat dan akan lebih sering diperbarui mengikuti perkembangan zaman. Namun, jika kita melihat di suatu daerah, banyak sekolah-sekolah yang hanya menggunakan buku-buku seadanya dan jarang mendapatkan buku-buku terbaru. Memang, pemerintah sudah baik mengeluarkan buku sekolah elektronik yang terjangkau oleh masyarakat, namun lagi-lagi penyebarannya masih belum merata.
Dalam hal ini pemerintah terutama yang berwenang dalam bidang pendidikan seharusnya bisa mengatasi hal ini dengan baik. Memang akses ke seluruh tempat di Indonesia tidak mudah, terutama di daerah kepulauan terpencil dan daerah pegunungan. Kementerian Pendidikan Nasional dan Departemen Pendidikan di setiap daerah seharusnya bekerja sama dalam masalah pemerataan ini. Kemendiknas menginstruksikan dan memberikan wewenang atau otonomi kepada Departemen Pendidikan di setiap daerah sampai dengan tingkat kabupaten dan kecamatan untuk memberikan perhatian lebih terhadap sekolah-sekolah yang ada di setiap daerahnya dan mendistribusikan bantuan sarana dan prasarana pendidikan.
Ada baiknya apabila pemerintah mengelola perpustakaan umum untuk masyarakat. Perpustakaan biasanya hanya terdapat di sekolah-sekolah. Tentu saja hal ini hanya bisa dinikmati oleh siswa-siswa sekolah saja. Adapun perpustakaan umum yang ada di daerah hanya terdapat sampai di kota atau kabupaten saja belum sampai tingkat daerah. Pemerintah bekerja sama dengan pemerintah daerah mengadakan Program Perpustakaan untuk Desa. Jadi,setiap desa memiliki perpustakaan umum yang bisa dinikmati oleh seluruh elemen masyarakat. Tentu saja pengelolaan harus dilakukan dengan baik dan buku-buku juga harus diperbarui secara berkala.
Kualitas pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang memadai, tetapi juga dari dari segi sumber daya guru. Susahnya akses menuju suatu daerah juga menghambat tersebarnya guru-guru untuk daerah-daerah. Banyak guru yang merasa lebih suka mengajar di kota. Selain akses yang ditempuh lebih mudah, kesejahteraan dan kemudahan hidup bisa dijumpai di perkotaan. Sehingga, kurangnya kesadaran akan pemerataan pendidikan di Indonesia bahkan berawal dari guru itu sendiri.
Pendidikan memang terlihat lebih maju di daerah perkotaan. Perguruan tinggi-perguruan tinggi yang memiliki kualitas bagus banyak terdapat di kota. Para putra daerah yang mendapatkan kesempatan belajar hingga perguruan tinggi berbondong-bondong datang ke kota untuk belajar. Mereka belajar dan mempunyai ilmu yang dapat digunakan untuk memajukan daerahnya. Kebanyakan dari mereka akan merasakan kemudahan hidup di kota, dan banyak pula di antara mereka yang memutuskan untuk tinggal di kota. Jika setiap putra daerah yang berpotensi untuk kemajuan pendidikan memutuskan tetap tinggal di kota, lalu siapa yang akan memajukan daerah? Padahal mereka sangat diharapkan untuk kembali, untuk memajukan daerahnya sendiri. Kota yang sudah maju dalam pendidikan sudah memiliki banyak sumber daya guru. Untuk apa banyak bersaing di kota jika pendidikan daerah masih sangat membutuhkan sumber daya guru?
Hal seperti ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah. Kemendiknas sebaiknya lebih jeli dalam mengatur persebaran guru di Indonesia. Setidaknya pemerintah benar-benar menerapkan peraturan yang mengikat kepada setiap guru yang sudah PNS untuk mau dan bersedia ditempatkan di seluruh Indonesia, serta bersungguh-sungguh dalam pelaksanaannya. Ketika kesadaran akan pulang dan memajukan daerahnnya sendiri dari setiap putra daerah menurun, di sini perlu adanya campur tangan pemerintah. Pemerintah sebaiknya mengeluarkan sebuah kebijakan yang mewajibkan setiap putra daerah yang belajar di kota untuk pulang dan mengabdi kepada daerahnya. Memang,untuk tetap tinggal ataupun pulang merupakan sebuah pilihan dan hak masing-masing individu. Namun, masih haruskah untuk memilih jika pendidikan memang sangat membutuhkannya?
Read more >>

Pemenang I Sayembara Menulis


JUARA I SAYEMBARA MENULIS
Departemen Profesi dan Keilmuan BEM Jurusan Matematika 2012
 
Menghadapi Tantangan Global dengan Kebijakan Pendidikan
Titia Rakhmawati, Pendidikan Matematika SBI 2010
 
Indonesia, negeri sejuta rasa. Terdiri atas berbagai macam suku bangsa dan bahasa dengan budaya elok nan jelita. Bukan lautan, hanya kolam susu. Sumber daya alam melimpah ruah di negeri ini. Namun kini, hal tersebut hampir tinggal sebuah cerita. Terbatasnya sumber daya manusia yang mampu mengelola sumber daya alam yang ada menjadi salah satu penyebab semakin terpuruknya bangsa ini dalam menghadapi tantangan global yang menggila.
Tak bisa dipungkiri bahwasanya dunia pendidikan merupakan akar dari seluruh permasalahan yang ada di Indonesia. Namun, jika pendidikannya saja bermasalah, entah apalagi yang dapat dilakukan. Berbicara tentang pendidikan tak terlepas dari pembicaraan tentang pelaku pendidikan itu sendiri, pendidik salah satunya. Pendidik adalah sumber utama dalam proses pendidikan. Menjadi seorang pendidik berarti tidak hanya menjadi seseorang yang berkompeten di salah satu bidang studi tertentu tetapi juga menjadi figur yang dapat diteladani oleh para peserta didik. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang pendidik yang berkompeten dan profesional, diperlukan wadah pencetak berupa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang juga berkompeten.
Harus kita akui, LPTK sebagai wadah pencetak tenaga kependidikan adalah kunci utama dari akar permasalahan pendidikan. Pendidik atau guru yang notabene bersentuhan langsung dengan para peserta didik haruslah seseorang yang benar-benar memahami dan menjiwai profesi yang digelutinya, seseorang yang dapat dikatakan pahlawan tanpa tanda jasaMaka dari itu, kebijakan pertama yang harus diterapkan adalah menjadikan LPTK sebagai lembaga yang benar-benar dapat menghasilkan pendidik yang profesional dan berkompeten. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperketat proses seleksi penerimaan calon guru di seluruh LPTK yang ada di Indonesia. Proses seleksi calon guru haruslah sesuai dengan kriteria guru profesional yang ingin diciptakan, dalam konteks ini adalah guru profesional yang sesuai dengan UU no. 14 tahun 2005. Finlandia, negara dengan predikat pendidikan tertinggi ketiga di dunia, menerapkan sistem bahwasanya pendidik adalah mereka yang merupakan lulusan terbaik (the best ten) dari universitas terbaik di sana. Bagaimana dengan Indonesia? Beranikah kita untuk menjalankan kebijakan seperti Finlandia?
Kebijakan kedua adalah alokasi dana pendidikan yang merata. Pendidikan untuk semua berarti setiap orang berhak mendapatkan pendidikan. Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) dan (2) tertulis jelas bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainyaPemerataan pendidikan di Indonesia masih menjadi salah satu permasalahan yang krusial. Kurangnya akses menuju daerah pedalaman, terbatasnya jumlah guru, dan terbatasnya dana pendidikan menjadi penyebab utama ketidakmerataan pendidikan hingga saat ini. Ditambah lagi keberadaan para koruptor tak berotak yang kerap kali mengorupsi dana pendidikan. Oleh karena itu, dengan mengalokasikan dana pendidikan secara merata dan mengawasi pendistribusiannya, diharapkan pendidikan untuk semua di Indonesia dapat terwujud, tidak ada lagi di satu sisi terdapat sekolah dengan sarana prasarana serta prestasi gemilang namun di sisi lain terdapat sekolah yang bangunannya disebut sebagai bangunan sekolah pun tak sanggup.
Kebijakan ketiga yakni pendidikan yang mengindonesiakan. Derasnya arus globalisasi memaksa kita untuk menyamakan standarisasi pendidikan dengan dunia internasional. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) didirikan, bahasa Inggris selaku bahasa internasional diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Peserta didik dipaksa untuk memahami pembelajaran yang semakin sulit tanpa menggunakan bahasa ibu mereka. Kacau balaulah jadinya. Pemerintah dirasa belum siap dalam menjalankan kebijakan ini. Beberapa guru didatangkan dari luar negeri, tanpa tahu kualitas mereka di negerinya, yang terpenting adalah mereka dapat berbahasa Inggris dan sedikit memahami bahasa Indonesia, hal ini dilakukan demi mengatasi terbatasnya jumlah guru di Indonesia yang mahir mengajar dalam bahasa Inggris. Padahal, menurut singkat saya, yang terpenting dalam proses pembelajaran bukanlah bahasa apa yang digunakan, bahasa Internasional atau bukan, yang terpenting adalah peserta didik mampu memahami apa yang mereka pelajari dan dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dan untuk mewujudkan hal tersebut jelas dibutuhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan mereka di negeri ini. Oleh karena itulah, yang sekarang terlihat di mata masyarakat justru adanya kastanisasi dalam dunia pendidikan. Perbedaan sekolah SBI dan RSBI dengan sekolah reguler hanyalah dari segi bahasa serta sarana dan prasarana saja, bukan kualitas yang katanya internasional (entah definisi apa yang digunakan untuk mengatakan bahwa sekolah tersebut telah menyandang gelar internasional). Bukan berarti bahasa Inggris itu tidak penting, sangatlah penting untuk mempelajari bahasa Inggris, apa lagi dalam menghadapi tantangan global saat ini, namun tidak dengan cara menginggriskan mata pelajaran yang ada di sekolah. Pancasila tetaplah landasan pendidikan Indonesia dengan UUD 1945 sebagai arahnya, demi terwujudnya pendidikan yang mengindonesiakan. Pendidikan Indonesia, semakin pintar semakin Indonesia.
Menghadapi tantangan global dengan kebijakan pendidikan adalah langkah tepat menuju kesejahteraan Indonesia. Pendidikanlah yang menciptakan sumber daya manusia bagi pengelolaan sumber daya alam Indonesia, manusia yang akan mewujudkan kesejahteraan bagi bangsanya, Indonesia. Bangkit pendidikanku, bangkit negeriku.
Read more >>

Sabtu, 18 Agustus 2012

Tujuan, Visi Dan Misi SIGMA 2012



Tujuan :



  1. Mahasiswa baru dapat mengenal dan beradaptasi di lingkungan kampus, khususnya jurusan matematika.
  2. Terjalinnya persaudaraan dan silaturahmi antara mahasiswa baru dengan civitas akademika jurusan matematika.
  3. Terealisasinya nilai-nilai religi, akademik, dan sosial dalam segala aspek kehidupan mahasiswa baru.
  4. Terbentuknya mahasiswa baru yang cerdas, jujur, disiplin, kritis dan solutif serta kreatif atas dasar iman dan taqwa.

Visi: 

MPA Jurusan Matematika 2012 sebagai pintu gerbang pengkaderan mahasiswa baru yang berlandaskan spiritual, moral, dan intelektual serta pengenalan dan adaptasi kehidupan kampus, budaya dan akademik.

Misi:


  1. Mengenalkan dan melestarikan 8 budaya MIPA.
  2. Mengkader mahasiswa baru yang berdasarkan nilai-nilai agama, sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan nilai intelektual dengan sinergis dan menyeluruh.
  3. Memberikan pelayanan advokasi bagi mahasiswa baru di segala bidang terutama akademik dan kemahasiswaan
  4. Memberikan info-info yang dibutuhkan oleh mahasiswa baru terkait akademik dan kemahasiswaan.


Read more >>

Senin, 13 Agustus 2012

STRUKTUR PANITIA MASA PENGENALAN AKADEMIK (MPA) JURUSAN MATEMATIKA 2012

  Steering Committee:
1. Ahmad Sandi
2. Cut Inez Noor Tanty Ayu
3. Dedy Irwanto
4. Delsi Armirani   

Ketua : Rizki Dwi Permadi
Sekretaris 1 : Ratna Maryam
Sekretaris 2 : Rayi Gumira Ravibela Basmara Putra
Bendahara 1: Imelda Juwita Wahyuningsih
Bendahara 2 : Nia Puspitasari



Sie Acara :
1. Ryan Prasetya *
2. Danu Darmawan
3. Dwi Fitriani
4. Elsia Citra
5. Evan Setyadi Priyatna
6. Luthfi Ardiansyah
7. Muhammad Reyhan M
8. Maya Oktaviani
9. Rizka Zakiah
10. Tyan Retsa Putri


Pendaftaran :
1. Akmal Hakim *
2. Afifah Arifianti
3. Albert Parullian
4. Astri Septiani
5. Atiek Sulistyanti
6. Azalia Sabila
7. Chalimatus Sakdiyah
8. Debora Saurina
9. Desyandi Ayuriza
10. Diyan Nur
11. Dytta Sulistyaningrum
12. Hamas Fahmi
13. Muhammad Agung S N I
14. Muhammad Rudi Hartati
15. Muhammad Yusup
16. Nurul Ulfah
17. Oktaviana Sinaga
18. Rachmawati Malik Makmur


Medis :
1. Siti Nur R *
2. Anis Setyaningsih
3. Givatra Adam
4. Indah Dwi Astuti
5. Liza Ardiani
6. Nita Agustin
7. Qothrotun Nada
8. Rizky Mahanani
9. Sri Bagus Baskoro
Perkap :
1. Sultan *
2. Agustine Dwi K P
3. Ahmad Muroin
4. Dimas Setyo Utomo
5. Mahdi
6. Oktaviani Nuranggrae
7. Rifqi Marwah A
8. Riska Anggraeni
9. Siti Hardiyanti
10. Tedy Apriadi
11. Wahyu Widyastuti


Konsumsi :
1. Siska Setyaningsih *
2. Elika Herliana
3. Ema Nur Kholifah
4. Indah Permata Sari
5. Kartika Novita Putri
6. Noviani Nurhayati
7. Nurul Ikhsani
8. Utari Dyah
9. Syifa Aulia
10. Nida Shafianty

HPD :
1. Sandy Luke Nugroho *
2. Doharma Lestari
3. Evi Syahida
4. Galuh Ayu Rengganis
5. Hafsah Adha Diana
6. Muhammad Abdul Rohm
7. Miftahul Hasan
8. Mulyono
9. Nastiti Adzima
10. Putri Badzlina
11. Siti Nurfidanaufal

















Read more >>

Minggu, 22 Juli 2012

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH GIZI NASIONAL

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH GIZI NASIONAL 2012

Tema "Gizi sebagai akselerator pencapaian MDGs"
Kategori:

A. Karya Tulis Ilmiah Bahasa Indonesia untuk SMA/sederajat
B. Karya Tulis Ilmiah Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi
LKTI gizi nasional 2012
Ketentuan Umum:
  1. Peserta SMA/sederajat dan mahasiswa D3/S1
  2. Peserta dapat berupa perseorangan atau tim yang terdiri dari maksimal 3 orang
  3. Untuk peserta yang berupa tim dari kategori mahasiswa, anggota kelompok dapat berasal dari program studi yang berbeda dalam perguruan tinggi yang sama
  4. Setiap peserta maksimal maksimal mengirimkan satu karya tulis terbaiknya  
  5. Karya tulis harus orisinil dan belum pernah dipublikasikan
  6. Peserta wajib mengisi formulir pendaftaran yang dapat diunduh di nutritionexpo.co.cc serta mengirimkan biaya pendaftaran
Biaya Pendaftaran:
Rp. 75.000,-/tim/individu untuk kategori SMA/sederajat
Rp. 100.000,-/tim/individu untuk kategori mahasiswa
Pembayaran dapat dilakukan dengan cara transfer melalui rekening Bank BNI a.n Pebriani Pakpahan dengan nomor rekening 02-030-440-28
DEADLINE
Pendaftaran: 14 Mei - 24 Agustus 2012
Pengumpulan: 3 September 2012
Pengumuman: 19 September 2012
Hadiah*:
  • Juara I: Rp. 2.000.000,-+Trophy+Sertifikat
  • Juara II: Rp. 1.500.000,-+Trophy+Sertifikat
  • Juara III: Rp. 1.000.000,-+Trophy+Sertifikat
* hadiah untuk masing-masing kategori
Info Lengkap:
Twitter: @nutriexpo2012
Facebook: Nutri UI
CP: Melia Indriyani (085 888 9000 40) 
 
Sumber : www.info-lomba.com
Read more >>

Rabu, 18 Juli 2012

Pengisian Form Biodata Mahasiswa Baru 2012

Kepada seluruh mahasiswa baru Jurusan Matematika 2012, masa interview akan tiba, mohon segera mengisi form biodata dengan klik "READ MORE" dan link berikut; https://docs.google.com/spreadsheet/viewform?formkey=dFNQN2FTR0NxYjg2QUhlUF9KNDR6ZlE6MQ#gid=0

Masa pengisian biodata dimulai Rabu-Minggu, 18-22 Juli 2012 paling lambat pukul 17.00.
Terima kasih.
Read more >>

Sabtu, 02 Juni 2012

Mencari Pahlawan Indonesia

Berbicara mengenai pahlawan tentu kita akan berbicara mengenai peradaban suatu negeri karena peradaban suatu negeri bergantung dari pahlawan-pahlawan yang ada pada masa itu, pahlawan terlahir dari kondisi atau keadaan yang serba tidak nyaman, kebanyakan dari mereka terlahir dari jaman yang penuh konflik, jaman yang didalamnya terdapat permasalahan-permasalahan yang menuntut mereka untuk bangkit melawan dan menegakkan apa yang seharusnya ditegakkan.

Banyak yang bertanya, Siapa sih Pahlawan itu? Pahlawan bukanlah orang suci yang diturunkan dari langit ke bumi untuk menyelesaikan persoalan manusia dengan mukjizat. Pahlawan adalah orang biasa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang, sampai waktu mereka habis. Mereka tidak harus tercatat dalam buku sejarah atau dimakamkan di taman makam pahlawan. Mereka juga melakukan kesalahan dan dosa. Mereka adalah manusia biasa yang berusaha memaksimalkan seluruh kemampuan untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang disekelilingnya. Mereka merakit kerja-kerja kecil menjadi sebuah gunung, karya kepahlawanan adalah tabung jiwa dalam masa yang lama… dan dari mana mereka datang? Mereka muncul di saat-saat sulit. Mereka datang untuk memikul beban yang tidak dipikul manusia di zamannya. Mereka merespon tantangan-tantangan kehidupan yang berat.

Para pahlawan menyadari betul bahwa *Tantangan adalah stimulan kehidupan yang disediakan Allah untuk memancing “naluri kepahlawan”- nya muncul. Bagi mereka yang tidak memiliki naluri ini, tantangan ini dianggap beban berat, mereka akan menghindari dan menerima dengan sukarela posisi kehidupan yang tidak terhormat.* * (Naluri Kepahlawanan, Hal 4, Anis matta). Itulah pahlawan, pahlawan bukan hanya orang-orang yang berperang membela negerinya dan meninggal lalu dimakamkan dimakam pahlawan, tetapi lebih dari itu. siapa saja bisa menjadi pahlawan, tidak terkecuali tukang becak, pilot, ataupun supir angkot. Mereka semua adalah pahlawan bagi kita, mereka adalah pahlawan atas fungsi dan peranannya di bidang masing-masing

Sebelum berbicara mengenai “mencari pahlawan Indonesia” alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui perangkat-perangkat apa saja yang diperlukan untuk menjadi seorang pahlawan.

apa saja akhirnya yang mendukung naluri kepahlawanan, karena naluri saja tidak cukup untuk menjadikan kita pahlawan. Anis Matta mengatakan, *Jika Naluri Kepahlawanan adalah akar pohon kepahlawanan, maka Keberanian adalah batang yang menegakkannya. Tidak ada Keberanian yang sempurna tanpa Kesabaran, karena kesabaran adalah nafas yang menentukan lama tidaknya keberanian itu akan bertahan dalam diri seseorang. Dan Pengorbanan adalah bahan bakar dari ketiga hal di atas, Naluri Kepahlawanan, Keberanian dan Kesabaran…

Lalu, apa lagi stimulus yang diperlukan untuk menjadikan diri kita pahlawan, jawabannya adalah *kebaikan*. Mengapa? *Kebaikan adalah medan kompetisi bagi para pahlawan yang akan mengeksploitasi potensi potensi mereka. Dengarkan apa yang ada dalam pikiran para pahlawan, Setiap kali mereka menyelesaikan satu unit amal, dalam tempo yang ringkas dan cepat, dengan kualitas maksimum, dan dengan manfaat sosial sebesar-besarnya, barulah mereka dapat menikmati rentang waktu itu. Kebahagian mereka terletak pada selesainya unit-unit amal shalih yang mereka kerjakan dengan cara yang sempurna.

Langkah-langkah untuk menjadi pahlawan

Pertama adalah *optimisme*, optimisme adalah titik tengah realismen dan idealisme. Optimisme mengajarkan bahwa kita harus idealis dalam menjalani kehidupan ini, namun kita juga harus sadar bahwa kita hidup di dalam dunia yang real (nyata) yang terkadang jauh dari nilai-nilai ideal.

Kedua, *Mengambil Momentum*, Seseorang tidak menjadi pahlawan karena melakukan pekerjaan kepahlawanan sepanjang hidupnya, kepahlawanan memiliki momentumnya. Yang perlu kita lakukan adalah mempercepat saat-saat kematangan. Yaitu dengan mengumpulkan sebanyak mungkin potensi dalam diri kita, mengolahnya dan kemudian mengkristalisasikannya. Dengan ini kita memperluas peluang sejarah atau mengantar kita ke pintu sejarah.

Ketiga, *Menjaga Kegembiraan Jiwa*, untuk terus mampu berjalan jiwa ini perlu dijaga agar tetap dalam kondisi gembira. Kegembiraan adalah sumber energi bagi jiwa.

Keempat, *Terus Menggali Keunikan Diri*, Sejarah hanya mencatat karya-karya yang berbeda dengan yang pernah ada sebelumnya. *Sejarah tidak mencatat pengulangan-pengulangan. Kecuali untuk karya di bidang sama dan memiliki kualitas yang tidak berbeda. Menjadi unik adalah beban psikologis yang tidak semua orang mampu menanggungnya. Ancamannya adalah isolasi, keterasingan dan akhirnya adalah kesepian. Jika engkau bersedia menerima takdir kesepian sebagai pajak bagi keunikan, maka niscaya masyarakat juga akan membayar harga yang sama : kelak mereka akan merasa kehilangan*.

Kelima, *terus bergerak Menuju Kesempurnaan*, kesempurnaan adalah obsesi seorang pahlawan. Bergerak menuju sempurna adalah bergerak menuju batas maksimum, “Bagaimana mengetahui batas maksimum itu…?” *Batasan itu bersifat psikologis, yaitu semacam kondisi psikologis tertentu yang dirasakan seseorang dari suatu proses maksimalisasi penggunaan potensi diri, dimana seseorang memasuki keadaan yang oleh Al Qur’an disebut sebagai “menjelang putus asa”.

Keenam, *Siap Dengan Kegagalan*, pertanyaannya Bagaimana mereka mampu melampaui kegagalan-kegagalannya dan merengkuh takdirnya sebagai pahlawan…? Jawabnya adalah, *Mereka memiliki mimpi yang tidak pernah selesai, mereka memiliki semangat pembelajaran yang konstan, dan kepercayaan terhadap waktu, mereka menyadari bahwa segala sesuatu memiliki waktunya.

Ketujuh, *Kekuatan Imajinasi*

Di akhir buku ini Anis Matta mengatakan bahwa *jangan pernah menanti kedatangan mereka atau menggodanya untuk datang ke sini. Mereka tidak akan pernah datang. Mereka bahkan sudah ada di sini. Mereka lahir dan besar di sini, di negeri ini. Mereka adalah aku, kau, dan kita semua. Mereka bukan orang lain. Mereka hanya belum memulai. Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut takdir kepahlawanan mereka; dan dunia akan menyaksikan gugusan pulau-pulau negeri ini menjelma menjadi untaian kalung zamrud kembali yang menghiasi leher sejarah*. (Naluri Kepahlawanan, Hal 228, Anis matta)

Jika para pahlawan adalah anak jaman mereka, tentulah mereka membutuhkan potongan-potongan zaman yang merangsang munculnya kepahlawanan mereka. Ada banyak orang baik yang lahir dan mati tanpa pernah menjadi pahlawan; karena ia lahir pada jaman yang lesu, di mana hampir semua perempuan seakan mandul atau enggan meiahirkan pahlawan. Begitulah awalnya kesaksian kita; ada banyak potongan zaman yang kosong dari para pahlawan. Jaman kevakuman, jaman tanpa pahlawan. Pada potongan jaman seperti itu mungkin ada orang yang berusaha menjadi pahlawan; tetapi usaha itu seperti sebuah teriakan di tengah gurun; gemuruh sejenak, lain lenyap ditelan sunyi gurun.

Itulah yang terjadi pada saat sebuah peradaban sedang terjun bebas menuju kehancuran atau keruntuhannya. Ambillah contoh seting sejarah Islam kembali. Setelah berakhirnya kekuasaan Daulatul Muwahhidin dan Daulatul Murobithin di kawasan Afrika Utara pada penghujung milenium hijriah pertama, sulit sekali menemukan nama besar dalam sejarah Islam. Siapakah pahlawan Islam yang kita kenal dari generasi abad kesebelas dan keduabelas hijriyah? Saat itu bertepatan dengan abad kedelapanbelas dan kesembilanbelas hijriyah. Saat itulah, penjajahan Bangsa Eropa atas dunia Islam terjadi.

Para pahlawan Islam baru bermunculan kembali setelah abad ketigabelas hijriyah. Generasi pahlawan yang muncul pada abad ini adalah pahlawan pembaharu Islam. Ada nama Muhammad Bin Abdul Wahhab di Jazirah Arab. Ada nama Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Hasan Al-Banna. dan Sayyid Quthub di Mesir. Ada Al-Maududi di Pakistan dan ada Al-Kandahlawi di India.

Begitulah mata rantai kepahlawanan pembaharu dimulai; kelesuan jaman mandul telah sampai pada titik nadirnya; kesabaran orang-orang terjajah telah habis, kelemahan orang-orang tertindas telah menjelma jadi kekebalan. Mereka terbangun dalam gelap, bergerak dalam ketidakjelasan. Akan tetapi, mereka telah bergerak. Ruh kehidupan umat telah kembali.

Sejarah kepahlawan manusia, dengan demikian, sebenarnya merupakan bagian dari sejarah peradabannya. Ini menjelaskan mengapa lebih banyak pahlawan yang lahir dari peradaban-peradaban besar dan relatif tua. Masyarakat primitif, sebaliknya, biasanya memiliki nasib yang sama dengan masyarakat dari sebuah peradaban yang baru saja mengakhiri kejayaannya; seperti perempuan mandul yang tidak mungkin melahirkan pahlawan.

Kenyataan inilah yang menjelaskan hubungan timbal balik antara pahlawan dan lingkungannya, antara tokoh dan peradabannya; sejarah peradaban adalah sejarah para pahiawannya, tetapi para pahlawan itu tetap saja merupakan anak-anak yang lahir dari rahim peradaban. Para pahlawan menjadi simbol kekuatan sebuah peradaban, tetapi peradaban memberi ruang yang luas bagi munculnya para pahlawan itu. Sebaliknya pun demikian. Hilangnya para pahlawan adalah isyarat matinya sebuah peradaban, tetapi runtuhnya sebuah peradaban adalah isyarat hilangnya ruang gerak bagi para pahlawan.

Jika kita menelaah lebih jauh sebenarnya kondisi bangsa kita saat ini sedang menuju pada kehancurannya, bagaimana tidak, fakta membuktikan bahwa para pemimpin negeri ini banyak sekali yang terindikasi dan terbukti melakukan tindakan korupsi, terjadinya praktek mafia hukum, makelar kasus yang dilakukan oleh petinggi-petinggi penegak hukum yang seharusnya mereka merupakan aset termahal yang dimliki bangsa ini untuk memberantas kriminalisasi hukum dinegeri ini, namun yang terjadi adalah sebaliknya, mereka malah menggunakan kekuasaannya untuk menyakiti hati rakyat Indonesia yang telah mempercayakan mereka sebagai penegak hukum dinegeranya, tidak hanya polisi, salah seorang jaksa agung terbaik yang dimiliki negeri ini pun beberapa waktu yang lalu terbukti telah mengkhianati tanah airnya dengan terbuai oleh harta tanpa memperdulikan jutaan nasib rakyat miskin yang ada dinegrinya, dan masih banyak lagi fakta-fakta buruk yang telah dan sedang terjadi dibidang pendidikan, ekonomi, dsb fakta ini menunjukkan bahwa tidak hanya rakyatnya saja yang dapat melakukan praktek-praktek kejahatan, pemimpinnya pun bisa melakukan itu, dah ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal yang sama dimasa yang akan datang. Fakta-dakta inilah yang mengindikasikan negri ini akan menuju pada kehancurannya jika tidak hadirnya para pahlawan yang mau concern terhadap permasalahan-permasalahan yang ada pada negeri ini.

Oleh karena itulah, Indonesia membutuhkan pahlawan-pahlawan yang tidak hanya pintar ataupun cerdas dalam menyelesaikan segala permasalahn negeri ini namun lebih dari itu Indonesia membutuhkan pahlawan-pahlawan yang memiliki akhlak yang mulia, kesabaran yang tinggi, keteguhan azam atau tekad dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa, karena banyak sekali para pemimpin kita saat ini yang dulunya memiliki idealisme seorang pahlawan namun ketika mereka telah mendapatkan amanah itu idealisme mereka yang dahulu mengebu-gebu seakan-akan hilang tertiup angin.

Sumber Referensi : Buku Mencari Pahlawan Indonesia Karya Anis Matta
Read more >>

Minggu, 06 Mei 2012

OR : TPS LIMA 2012

Dibuka Open Recruitment Tim Pembuat Soal Olimpiade Matematika (TPS 5) :
1 Mei - 7 Mei 2012


Apa sii TPS 5??
TPS 5 adalah Tim yang bertugas menyusun soal olimpiade dalam rangkaian acara Pelangi Matematika.

Segera isi OR TPS 5 di Mading BEMF.

Pelangi Matematika XIX....?
Pelangi-ku
Pelangi-mu juga lho!

CP:  
Irna (PMR'10) 083899382738
ECHE (M'10) 083899076563

Read more >>

MATH LEAGUE 2012

Assalamualaikum,

Abang2, kakak2, teman2 dan adik2 semuanya,
Udah pada tahu belum pendaftaran MATH-LEAGUE 2012 udah dibuka dari tgl 2 mei?

kegiatannya banyak loh,
Ini daftar kegiatan, biaya pendaftaran, sama sms centre daftarnya:
  • Futsal 50rb (hamas m11 +6285715256217)
  • Voli 30rb (sandy m11 +6285695603727)
  • Catur 10rb (rohman sbi 11 +628999352705)
  • Bakiak 15rb (ridwan pmr11 +6285781725093)
  • Bekel 5rb (izzati pmr11 +6283890692081)
  • Galasin 20rb (iyus m11 +6285719159694)

buruan daftar ya, Segera hubungi CP perlombaan/pertandingannya, pendaftaran ditutup tgl 9 mei 2012!
Read more >>

SAYEMBARA MENULIS 2012

Haloo...!!! Kamu diundang dalam SAYEMBARA MENULIS Departemen Profesi & Keilmuan..

Ketentuan Umum
  • Peserta adalah seluruh mahasiswa/i aktif jurusan Matematika UNJ
  • Tema tulisan (pilih salah satu):
    1. Jika kamu menjadi Menteri Pendidikan, kebijakan apa yang kamu terapkan untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia?
    2. Jika kamu memiliki kebebasan untuk mengelola sebuah sekolah, sekolah seperti apa yang ingin kamu kelola?
    3. Tiga hal apa yang ada pada dirimu yang membantumu menguasai marematika?
  • Pendaftaran tidak dipungut biaya.
Ketentuan Teknis
  • Tulisan (artikel/esai) berupa narasi sesuai dengan tema diatas;
  •  Diketik dalam Ms. Word, huruf TNR 12 spasi 1,5 margin 2,5 cm;
  • Jumlah halaman antara satu sampai dua (1 s.d 2) halaman dengan ukuran kertas A4;
  • Tulisan harus asli, bukan jiplakan, tidak menyinggung SARA dan belum pernah dipublikasikan di manapun;
  • Menyertakan data diri berupa nama, kelas dan nomor HP.
 Artikel berupa hardcopy diserahkan kepada Visya (085719519415) atau Reyhan (085711187851) serta  softcopy dikirimkan ke profeilthescientist@gmail.com .

Karya diterima sejak tanggal 1 Mel hingga 31 Mei 2012 pukul 24.00 (via email) dan pukul 14.00 (via penyerahan langsung).
Juri sayembara ini adalah dosen Jurusan Matematika. Keputusan juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.
Read more >>

Minggu, 29 April 2012

Dialog Keluarga Besar Matematika

 DKBM 2012 "Lulus 4 tahun? Sanggupkah Kita?" DKBM (Dialog Keluarga Besar Matematika) adalah salah satu event besar BEMJ Matematika. DKBM tahun ini mengangkat tema "Lulus 4 tahun? Sanggupkah Kita?" dan hadir dengan tampilan acara baru. Penasaran? Hadiri acaranya pada tanggal 1 Mei 2012 di ruang 3.6 & 3.7 Gedung FMIPA UNJ. Turut mengundang dosen-dosen Jurusan Matematika di mana nantinya mahasiswa dan dosen bisa saling sharing tentang permasalahan yang ada. Ayo gunakan kesempatan ini untuk menyalurkan aspirasimu...


Read more >>

Jumat, 30 Maret 2012

Olimpiade : 7 Orang Peserta Terpilih Untuk Mengikuti ON MIPA

Hot News | 7 Orang peserta telah terpilih untuk mengikuti ON MIPA (Olimpiade Nasional MIPA) Dikti mewakili Jurusan Matematika:

  1. Wisnu Aribowo (PMB'09)
  2. Rahmat Satria B. (PMA'09)
  3. Pratiwi (PMA'09)
  4. Novta Chaerli (PMR'08)
  5. Zaki Hidayat (SBI'10)
  6. Mega Novianti (M'10)
  7. Ayu Dina A (PMR'10)

Yuk Kawan... Doakan perwakilan Jurusan Matematika FMIPA UNJ agar meraih sukses di ON MIPA.
Read more >>

Kamis, 15 Maret 2012

CARI DUIT BAYARAN 5,9 JUTA DALAM SATU HARI (HARI TERAKHIR BAYARAN)

*keajaiban Allah

By Advokasi Kampus Unj




Jumat, 3 Februari 2012 
adalah hari ketika saya merasakan ketenangan setelah ketegangan dan kepanikan yang hampir membuat pecah kepala. Bagaimana tidak, hari itu adalah hari terakhir membayar semesteran dan hari itu juga saya belum memegang uang sepeser pun.


Saya adalah mahasiswa FTangkatan 2011 dan sialnya, saya masuk program nonreguler. Percayalah ini adalah sebuah kecelakaan, sampai-sampai kakak saya memaki-maki sistemjalur masuk di kampus ini karena tidak informatif. Saya masuk lewat jalur UMB dan ketika mendaftar tidak ada keterangan atau pilihan program regular atau nonreguler. Tiba-tiba saat mendaftar ulang, tertulis bahwa saya masuk program nonreguler yang bayarannya tiga setengah kali dari biaya kuliah kakak saya, padahal dia kuliah di kampus nomor satu di Indonesia.


Dengan latar belakang ekonomi keluarga yang pas-pasan (bahkan setahun belakangan sedang sangat kacau), tidak terbayang bagaimana caranya saya harus membayar biaya kuliah sebesar Rp5.9 Juta untuk semester dua ini. Ayah saya menganggur sejak akhir tahun 2009 setelah kantor tempatnya bekerja bangkrut. Ibu saya berjualan makanan, tapi enam bulan belakangan sudah tidak lagi. Jadilah mereka berkerja serabutan. Keluarga kami tidak memiliki tabungan, investasi atau hal lainnya sebagai prevensi untuk biaya hidup. Namun, saya harus yakin saya bisa melewati hari-hari penuh rintangan ke depan, delapan semester yang harus diperjuangkan demi lebih baiknya kehidupan, begitulah kira-kira yang selalu kakak saya tanamkan.


Sedikit mengilas balik ketika akan membayar uang pangkal. Semalam sebelum deadline, orangtua saya sama sekali tidak memegang uang. Rencananya kami akan menggunakan uang beasiswa kakak saya tahun ini untuk menutupinya, tapi ternyata uang beasiswa itu telat cair sampai waktu yang tidak bisa ditentukan (kakak saya bilang, “Biasalah birokrasi pemerintah, nggak banyak ngarep”). Akhirnya, Ibu saya berkeliling-keliling ke rumah tetangga malam-malam untuk meminjam uang. Alhamdulillah, ada tetangga yang bersedia meminjamkan sampai uang beasiswa kakak saya cair.


Masa-masa itu pelik itu pun berhasil dilalui. Setelah dibayarkan utang, uang beasiswa itu sisanya hanya cukup untuk biaya kuliahnya saja, maka kakak saya pun mulai mengajar privat untuk mencari biaya hidup selama satu tahun ke depan. Karena saya tahu betul kondisi ekonomi keluarga saya yang seperti itu, sejak awal semester pertama, Rp5.9 Juta sudah terbayang-bayang dalam pikiran: “Kalau mau tetap kuliah di semester dua, harus ada Rp5.9 Juta.” Gila duit dari mana! Nah, dari awal, saya sudah mengencangkan ikat pinggang untuk mencari uang, dari mulai mencari informasi beasiswa sampai kerja part time saya lakukan.


Yang namanya usaha, tidak ada yang langsung jadi. Oleh karena itu, saya tidak pernah bosan untuk menanyakan beasiswa atau lowongan kerja kepada senior-senior yang lebih berpengalaman. Saya pikir, saya sudah cukup besar untuk menyelesaikan masalah yang satu ini. Tidak tega kalau masih harus mengandalkan orangtua juga. Jadi, saya dan kakak saya akan berusaha semaksimal mungkin agar tidak membebani orangtua kami. Salah satu informasi yang saya dapatkan adalah bantuan pinjaman dari POM sebesar Rp600.000,00 dengan ijazah sebagai jaminannya. Dan kemudahan pun mulai dirasakan, ada tiga orang yang meminjamkan ijazahnya kepada saya dengan cuma-cuma tanpa meminta jaminan apa pun, dua orang di antaranya adalah teman kakak saya yang tidak terlalu mengenal saya dan satunya lagi adalah teman satu jurusan. jadi, ada empat ijazah yang bisa menjadi jaminan. Alhamdulillah, sudah ada Rp2.400.000,00 untuk bayaran semester dua. Setelah itu, saya juga diberitahukan untuk mengajukan permintaan bantuan keBasnaz.Semua proses dan persyaratan telah saya penuhi, tetapi— rupanya Tuhan ingin memberipelajaran—bantuan tersebut belum cair sampai hari-H. Dan pelajarannya adalah kita tidak boleh menggantungkan diri pada manusia di dunia ini,siapa pun! Berharap setelah berusaha itu harus, tetapi bergantung pada satu hal hanya akan membuat putus asa, itu kakak saya yang bilang.


H-1 saya belum punya uang, Rp2.400.000,00 dari POM baru akan cair pada hari Jumat, itu pun saya agak sedikit khawatir karena belum pernah atau jarang ada mahasiswa yang meminjam dengan lebih dari satu ijazah sebagai jaminan, ditambah lagi para pemilik ijazah sedang berliburan di kampung halaman. Saya memberitahu kakak saya tentang hal ini. Dia pun langsung berangkat dari Depok menuju tempat saya di Cempaka Putih. Kami sama-sama bingung tidak tahu harus bagaimana untuk mendapatkan Rp3.500.000,00 dalam waktu semalaman. Di tengah jalan, kakak saya teringat akan teman-temannya. Dia segera menghubungi teman-temannya untuk meminjam uang.Rp3.500.000,00 itu terlalu besar untuk ukuran kantong mahasiswa, lagipula kakak saya pun malu jika harus meminjam uang sebanyak itu sekaligus. Akhirnya dia meminjam sebesar Rp500.000,00 kepada setiap temannya. Alhamdulillah, tidak sampai semalan, ada lima orang temannya yang dengan mudah memberikan pinjaman. Dia bilang, tiga orang diantaranya adalah teman SMA, satu orang adik kelasnya, dan satu orang lagi teman di kampusnya. Subhanalloh, malam itu perasaan kami campur aduk antara senang dan tegang karena masih kurangRp1.000.000,00 lagi. Saya pun mengikuti cara kakak, saya hubungi teman-teman saya untuk meminta bantuan. Alhamdulillah ada dua orang teman kampus saya yang bersedia membantu. Jadi, kurangnya tinggal Rp700.000,00. Pagi harinya, Ibu menyarankan untuk meminta bantuan kepada salah seorang saudara kami. Dia pun bersedia memberi pinjaman sebesar Rp600.000,00. Alhamdulillah…Saya dan kakak langsung berangkat kampus. Di kampus, saya dan kakak saya sudah seperti setrikaan. Bolak-balik ke sana kemari. Kami ke ruang POM untuk menukar empat ijazah dengan uang Rp2.400.000,00. Alhamdulillah bapak petugasnya ramah dan bahkan mendukung aksi meminjam ijazah ini. Lalu saya ke ruang BEM bertemu kakak-kakak advokasi. Berkali-kali kami keluar masuk ATM untuk mengambil uang yag sudah dikirim oleh teman-teman kakak saya. Lima ratus, satu juta, dua juta, tiga juta, sampai total uang (pinjaman) di tangan kami berjumlah Rp5.800.000,00. Di tengah rintik hujan yang terbawa angin, , kami duduk di atas tumpukan kayu di bawah pohon dekat Bank Bukopin. Mengingat-ingat wajah teman kami yang bisa dipinjami uang.


Ya, di detik-detik terakhir seperti itu usaha yang terlintas dalam benak hanya meminjam uang kepada teman-teman yang bisa diandalkan. Satu menit, dua menit, sampai entah berapa lama kami duduk di sana, tidak ada. Kakak saya pun sudah mulai bingung mau pinjam ke mana lagi karena banyak dari teman-temannya yang sudah dihubungi kemarin dan mereka tidak memegang uang ‘nganggur’, teman yang lainnya sudah sering ia pinjami, jadi agak segan meminjam lagi katanya. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.30. Berarti setengah jam lagi bank akan tutup, tetapi uang bayaran saya masih kurang seratus ribu. Saya tidak mau panik, kakak saya bilang kami tidak boleh panik. Yakin bahwa Tuhan akan memberi jalan entah bagaimana caranya. Di tengah suasana tegang seperti itu, kakak saya masih bisa bercanda dengan mengatakan, “Cuy, liat deh anak-anak SMA itu, buat mereka, duit seratus ribu bukan masalah men! Lo minta aja sama mereka gih.!” Kami pun tertawa ironis atas ide gilanya, percayalah idenya jarang ada yang waras. Lima belas menit berlalu dengan gurauan dan tawa di mulut, tapi otak masih terus berpikir.Tiba-tiba, handphone kakak saya bergetar, ada pesan yang dari orangtua muridnya, “Mba, honor yang kemarin sudah saya kirim.Makasi ya.” AllohuAkbar! Seperti mendapat poin kemenangan, kakak saya ber-yesss sambil mengepalkan tangan ala pemain bulu tangkis.Kami langsung berlari menuju ATM tanpa memedulikan hujan yang semakin menderas.


Bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Tuhan itu Maha baik dan akan selalu baik. Tugas kita tinggal meminta dan percaya, maka jalan akan terbuka, hati dan kaki kita pun akan digerakan-Nya. Rp5.9 Juta bisa terkumpul kurang dari satu hari hanya atas bantuan-Nya dengan cara yang tidak bisa dikira-kira. Setelah menyelesaikan satu pekerjaan, ada pekerjaan lain yang harus segera dilakukan. Dan sekarang adalah waktunya usaha untuk membayar utang. Memang, berutang itu tidak selalu baik dan juga tidak selalu buruk.Menjadi baik karena itu bisa untuk menutupi kebutuhan yang penting dan mendesak. Namun, akan menjadi sangat buruk akibatnya jika kita tidak tahu bagaimana cara membayarnya. Tuhan memberikan masalah satu paket dengan solusinya.Alhamdulillah, mulai bulan ini, ayah saya sudah mulai bekerja kembali dan saya pun mendapat pekerjaan part time dengan gaji yang lumayan.Bisa lah untuk membayar utang, insya Alloh.


“Tidak akan pernah merasa tersiksa bagi mereka yang mengejar impiannya.”-Sang Alkemis-


Nb:5 Februari 2011 02:45 semoga menginspirasi teman2 ^^Allah pasti kasih jalan keluar dengan Indahnya 
*jika kita mau memahaminya, berusaha dan bertawakkal..
semangat2!!! setia melayani dengan hati...
Read more >>

Jumat, 20 Januari 2012

Study Banding BEMJ Matematika UNJ ke Himatika ITB

Sabtu, 12 November 2011

Anjangsana ke ITB
BEMJ Matematika mengadakan Anjangsana (Studi Banding) ke Himatika ITB, Bandung. Setelah melakukan persiapan beberapa minggu, akhirnya kami melaksanakan perjalanan bersama rekan-rekan BEMJ Matematika lainnya.


Perjalanan dimulai pada pukul 07.30 selama kurang lebih 2 jam. Pak Yudi dan Pak Ibnu ikut mendampingi ke ITB. Kami tiba di ITB pada pukul 10.30 dan melakukan sedikit briefing di halaman dekat masjid kampus.


Briefing

Setelah melakukan persiapan, akhirnya kami bertemu dengan perwakilan Divisi Eksternal Himatika ITB, Topan dan beberapa staff divisinya. Kami pun diajak mereka berkeliling ITB sebelum kami melaksanakan acara Studi Banding

Pintu Gerbang ITB
Penyambutan oleh Topan
Keliling ITB

Suasana koridor ruang kuliah Jurusan Matematika ITB

Setelah kami berkeliling ITB, kami beristirahat yang dilanjutkan dengan Sholat Zuhur dan makan siang bersama di Gedung Oktagon. Kemudian kami melanjutkan acara Studi Banding di gedung tersebut.


Anjangsana pun dimulai. Dibuka dengan sambutan dari perwakilan dosen dari Jurusan Matematika ITB dan Matematika UNJ. Setelah itu Studi Banding akademik oleh salah seorang dosen ITB dan perwakilan mahasiswa UNJ, Setyo Wicaksono dan Adhe Septian Khigansih.

Penjelasan dari salah satu dosen Matematika ITB tentang sistem akademik

Penjelasan dari Setyo Wicaksono tentang program studi Pendidikan Matematika

Penjelasan dari Adhe Septian Khigansih tentang program studi Matematika
Setelah Studi Banding Akademik, dilanjutkan dengan Studi Banding Organisasi yang cukup seru dan menambah ilmu tentang keorganisasian.

Presentasi tentang Himatika ITB oleh Abu Rizal

Presentasi tentang BEMJ Matematika oleh Abdul Fathir Faruqi

Tidak lupa dengan pemberian kenang-kenangan dari kedua belah pihak. Sambutan yang hangat dari Himatika ITB

Cinderamata dari Himatika ITB
==========================================================================


TERIMA KASIH ATAS SAMBUTAN HANGATNYA :)
Read more >>